Reses Tahap III Tahun 2023 Dapil VII DPRD Sumsel, Turun Ke Desa-desa Sumiati Tampung Keluhan Warga
Reses Tahap III Tahun 2023 Dapil VII DPRD Sumsel, Turun Ke Desa-desa Sumiati Tampung Keluhan Warga -Rosalini palpres.bacakoran.co-
WAKIL rakyat di DPRD Sumsel asal Dapil VII, Hj Sumiati, SH, MM memanfaatkan masa reses tahap III tahun 2023 untuk turun ke desa-desa di wilayah yang masuk lingkup Dapil VII. Dalam kegiatan itu, Sumiati mendengar dan menampung keluhan warga.
Ya, lewat kegiatan reses yang dilakukan secara perorangan ini, Sumiati memang ingin menggali dan menyerap sebanyak mungkin aspirasi masyarakat. Apa saja yang dibutuhkan warga dari pemerintah untuk bisa menunjang kehidupan yang lebih baik.
Ada enam desa di Kabupaten Lahat yang dikunjungi Sumiati selama sepekan masa reses pada 15 hingga 22 Oktober 2023. Yakni Desa Sindang Panjang, Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Desa Penandingan Kecamatan Tanjung Sakti PUMI, Desa Gunung Ayu Kecamatan Tanjung Sakti PUMU, Desa Genting Kecamatan Tanjung Sakti PUMU, Desa Pandan Arang Kecamatan Kikim Selatan, dan Desa Paduraksa Kecamatan Kikim Timur.
Pada setiap pertemuan dihadiri camat setempat, para lurah, para kades, anggota BPD, tokoh masyarakat, dan warga sekitar. Hasilnya, sangat banyak aspirasi disampaikan warga.
BACA JUGA:Reses Tahap III Tahun 2023 DPRD Sumsel, Gali Aspirasi, Syamsul Bahri Kunjungi Warga di Dapil VI
Dijumpai usai reses, Sumiati mengatakan, ada banyak keluhan dan aspirasi disampaikan warga. Satu persoalan yang mencuat yakni adanya aspirasi dari sejumlah warga di kawasan Tanjung Sakti yang mempertanyakan pekerjaan pengeboran oleh perusahaan pengembang panas bumi, PT Hitay Energy, di lahan warga yang dilakukan tanpa izin. Pasalnya, warga sebagai pemilik lahan mengaku tidak pernah diberi tahu apa-apa mengenai pengeboran itu.
“Jadi warga itu minta diadakan sosialisasi ke masyarakat mengenai pengeboran itu. Apa dampaknya bagi lahan perkebunan warga yang dibor, bagaimana dampak sosialnya, dampak ekonominya, serta dampak bagi ekosistem,” kata Sumiati.
Bagaimana pun warga khawatir dengan adanya pengeboran tersebut akan berdampak pada tanaman di perkebunan mereka. Diketahui, di kawasan Tanjung Sakti ini sebagian besar merupakan lahan sawah dan kebun kopi.
Selain masalah pekerjaan pengeboran itu, aspirasi lain yang masuk sebagian besar masih berkaitan dengan infrastruktur. Termasuk mengenai irigasi yang diajukan di beberapa desa yakni aspirasi pembangunan irigasi Ayek Manna 1 di Desa Penandingan, perbaikan irigasi Siring Gohong yang mengairi sekitar 3.700 hektar sawah di Tanjung Sakti, pembangunan irigasi Air Perigi yang mengairi sekitar 3.000 hektar sawah yang kini kondisinya rusak berat.
“Dan warga juga minta perbaikan atau pembangunan ulang irigasi Air Lingsing yang sekarang rusak berat akibat banjir bandang. Irigasi ini mengairi lebih kurang 4.000 hektar sawah warga,” kata Sumiati.
Kemudian warga juga menyampaikan aspirasi minta bantuan jalan usaha tani di Desa Sindang Panjang, pembangunan jembatan air Manna menuju ke kebun, pembangunan jalan desa menuju desa Tanjung Kurung, dan pembangunan irigasi di Desa Baturaja Lama. Warga juga memohon bantuan air bersih PDAM di Desa Penandingan, Desa Tanjung Sakti, dan Desa Pajar Bulan.
Lalu aspirasi perbaikan bangunan Mapolsek di Tanjung Sakti PUMI. “Di sini warga juga minta perhatian pemerintah atas kenaikan harga pupuk di desa,” ujar Sumiati.
Aspirasi lain berupa permintaan pembangunan kantor desa di desa-desa di Kecamatan Tanjung Sakti PUMI. Lalu ada yang minta pembangunan jalan dan jembatan penghubung arah Muare Tenang yang merupakan area perkebunan warga dan permohonan bantuan bank sampah karena kebanyakan warga membuang sampah dialiran sungai di Desa Penandingan.