Produksi Karet Menurun Harga Pupuk Subsidi di Lahat Melejit Sampai Segini

Petani asal Desa Rindu Hati, Kecamatan Gumay Ulu, sedang menyadap getah karet, Jumat 16 Februari 2024-Foto:Bernat Albar-palpres

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Permasalahan pupuk menjadi momok yang cukup menakutkan, khususnya di kalangan petani baik karet, kopi dan tanaman apapun, menyebabkan produksi dari komoditi pun ikut-ikutan menurun.

Ditambahkan, mahalnya harga pupuk subsidi bagi petani berbanding terbalik dengan pendapatan yang diperoleh.

Harto (62) petani Dusun 4 Tebat Pesuk, Desa Rindu Hati, Kecamatan Gumay Ulu membenarkan, bahwasanya mahalnya harga pupuk subsidi, sangat dirasakan terlebih lagi produksi dari getah karet maupun kopi mengalami penurunan.

"Untuk karet di Gumay Ulu sendiri dihargai kisaran Rp 7.500 sampai Rp 8.000 perkilonya," jelas dirinya, Jumat 16 Februari 2024.

BACA JUGA:Reses tahap I Tahun 2024 Anggota Dapil IV DPRD Sumsel, Pupuk Menghilang, Petani di OKU Timur Menjerit

BACA JUGA:Dinas Pertanian OKU Timur Tegaskan Pupuk Aman Selama Masa Tanam Padi, Ini Ketersediaan Jumlahnya

Senada, Darmawan (58) petani lainnya menuturkan, hal serupa dirinya harus membeli pupuk di Kota Pagaralam atau Kota Lahat.

"Ongkosnya saja sudah berapa, belum lagi harga pupuk urea yang tidak sebanding dengan penghasilan diperoleh," paparnya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Rindu Hati, Ruismanto SH membenarkan, bahwasanya petani disini harus membeli pupuk dengan jarak tempuh jauh.

"Ketika dibeli juga harganya selangit, sedangkan penghasilan setahunnya kisaran Rp 12 juta sampai Rp 14 juta," terangnya.

BACA JUGA:Dinas TPHP Lahat Salurkan Bantuan Benih Padi dan Pupuk, Ini Kondisi Sawah Pasca Banjir

BACA JUGA:Groundbreaking PSN Kawasan Industri Pupuk Fakfak, Presiden: Agar Wilayah Timur Punya Industri Pupuk

Itulah, sambung dia, berharap kepada Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten, kiranya dapat menjadi perhatian sekaligus didirikan gudang pupuk subsidi di Kecamatan Gumay Ulu.

"Dengan begitu, petani tidak perlu lagi membeli jauh, harganya mahal dan tentu saja, produksi dari komoditi kopi dan getah karet meningkat, imbasnya pendapatan petani pun membaik," pungkas Ruismanto. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan