https://palpres.bacakoran.co/

Fapon, LASCCO, Abionic Berkolaborasi Strategis dalam Diagnosis Sepsis PSP di Tiongkok

FAPON BIOTECH--doc

LAUSANNE - Fapon, perusahaan life science terkemuka, menjalin kemitraan strategis dengan dua perusahaan bioteknologi Swiss LASCCO SA dan Abionic SA. 

Kedua perusahaan ini memberikan lisensi eksklusif agar Fapon dapat menggunakan biomarker pancreatic stone protein (PSP) dalam diagnosis sepsis di Tiongkok. 

Lewat kemitraan strategis ini, Fapon akan menjalankan penelitian, pengembangan, produksi, dan komersialisasi bahan baku PSP dan solusi reagen berbasiskan chemiluminescent immunoassay (CLIA) di pasar Tiongkok. 

PSP, biomarker reliabel yang memprediksi sepsis, telah memiliki hak paten di banyak negara. Lebih lagi, imunoasai PSP juga telah meraih sertifikat CE sesuai regulasi In Vitro Diagnostic Medical Devices (IVDR) dan terdaftar di Australia. 

BACA JUGA:Samyang Holdings Memaparkan Kasus Klinis Sukses Lafullen dan Croquis di Konferensi Ilmiah KOAT

Imunoasai ini segera memperoleh izin FDA 510(k) pada 2024. 

Dengan keahlian masing-masing mitra dalam teknologi, obat-obatan dan pasar, ketiga perusahaan tersebut akan berkolaborasi dalam skrining cepat dan diagnosis klinis sepsis, serta menyediakan panduan penggunaan antibiotik.

Kemitraan strategis ini akan menghadirkan terobosan penting dalam bidang medis, mengatasi kendala dalam diagnosis sepsis tahap awal. 

Tes PSP pada individu berisiko tinggi dapat mengidentifikasi potensi sepsis sebelum gejala klinis muncul. Deteksi awal juga memfasilitasi intervensi dan perawatan yang tepat waktu. 

BACA JUGA:4 Tips Cari Aman Ala Astra Motor Sumsel Ini Bikin Maling Pikir Panjang, Nomor 4 Honda Pamer Fitur Unggulannya

Hasilnya, risiko disfungsi organ berkurang, tingkat kelangsungan hidup meningkat, serta alokasi sumber daya medis menjadi lebih optimal.

Sepsis adalah gangguan kesehatan yang mengancam jiwa manusia akibat respons yang tidak terkendali atas infeksi sehingga menimbulkan berbagai kerusakan organ, septic shock bahkan kematian. 

Menurut riset, setiap jam keterlambatan dalam pemberian antibiotik meningkatkan risiko kematian antara 7%-10%. 

Namun, gejala awal sepsis, seperti demam, menggigil, mual, keletihan, nyeri, dan lain-lain bersifat generik dan nonspesifik. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan