Kapan Pertama Kali Salat Tarawih Dilakukan Nabi? Ternyata Pekan Terakhir Ramadan Tahun Berikut Ini
Pelaksanaan Salat Tarawih di Masjid pada awal-awal Ramadan biasanya ramai. -MI news-
BACA JUGA:Ramadan Ini Masjid Ingin Adakan Satu Juz Satu Malam Tarawih? Pertimbangkan Dulu Hal Berikut
Akan tetapi klaim ini tidak didukung oleh bukti riwayat yang sahih.
Justru kebalikannya, kebijakan ini hanya dapat ditemukan dalam interpretasi ulama terhadap asar Yazid Ibn Khusaifah dan asar Muhammad Ibn Yusuf.
Lalu ada perubahan signifikan terjadi pada akhir pemerintahan Mu‘awiyah (w. 60 H/680 M) atau beberapa tahun sebelum Perang al-Harrah (63 H/683 M).
Khalifah pertama Umayyah ini mengubah salat tarawih di Masjid Nabawi menjadi tiga puluh sembilan rakaat, termasuk witir.
BACA JUGA:10 Amalan Sunnah Puasa Khusus di Bulan Ramadan, Pahala Berlipat Ganda, Hajat Insyaalloh Terkabulkan
Kebijakan ini berlaku hingga abad ke-4 H.
Ketika panglima Jauhar al-Siqily dari Dinasti Fatimiyah menaklukkan Dinasti Iksidiyah yang berada di bawah kekuasaan Abbasiyah pada abad ke-4 H, Mekkah, Madinah, dan Jerussalem secara otomatis jatuh ke wilayah kekuasaan Fatimiyah yang beraliran Syiah.
Salat tarawih di Masjid Nabawi mengalami perubahan signifikan yang sebelumnya tiga puluh sembilan rakaat termasuk witir, diubah menjadi dua puluh rakaat.
Perubahan ini tidak bertahan lama.
BACA JUGA:Puasa Ramadan Adalah Wajib, Ingat Ada Puasa yang Dilarang Atau Tidak Disyariatkan Lho!
Seiring berkurangnya wilayah kekuasaan Fatimiyah, kota suci Madinah kembali berada di bawah kendali Sunni, terutama pengikut Mazhab Maliki pada abad ke-8 H.
Imam al-‘Iraqi (w. 806/1403) Hakim Tinggi Madinah saat itu, memulihkan tradisi salat tarawih di Masjid Nabawi kepada tiga puluh sembilan rakaat, termasuk witir.
Ada dua tahap pelaksanaannya: dua puluh rakaat pada awal malam setelah salat Isya, dan enam belas rakaat pada akhir malam, menjelang subuh.
Selama berabad-abad,tradisi ini bertahan dengan kuat.