Sekjen PBB Sampaikan Pesan Ramadan untuk Umat Islam, Teroris Israel Terus Bantai Warga Palestina

Masyarakat Gaza menyambut Ramadan dalam keprihatinan.-medcom-

BACA JUGA:Asli Nyesel Dunia Akhirat! Ustaz Syafiq Riza Basalamah Sebut Ruginya Tak Mentadabburi Alquran di Bulan Ramadan

Semangat Ramadan ini seharusnya dapat dijadikan pengingat akan rasa kemanusiaan kita bersama.

"Kita terinspirasi untuk menyembuhkan perpecahan, untuk mendukung mereka yang membutuhkan, dan bekerja sebagai satu kesatuan demi keselamatan dan martabat setiap anggota keluarga umat manusia. Semoga Bulan Suci ini membawa kedamaian dan membimbing kita menuju dunia yang lebih adil dan penuh kasih sayang," ujar Gueterres.

Memasuki hari pertama Ramadan tidak ubahnya seperti hari-hari lain bagi warga Palestina di Gaza yang sedang dilanda perang.

Penderitaan warga di Gaza semakin bertubi-tubi, dilanda kelaparan dan penyakit, menggigil di tenda-tenda serta terancam oleh serangan mematikan dari militer Israel.

BACA JUGA:Sambut Ramadan 1445 H, Komitmen Pertamina Pastikan Penyaluran Energi Tercukupi

Dilansir AFP, Selasa (12/3/2024), banyak warga Gaza yang terus mencari korban selamat dan jenazah di antara puing-puing rumah yang hancur saat Ramadan telah tiba.

Laporan PBB, yang mengutip Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan 25 orang telah meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi akut.

Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak.

"Kita kehabisan waktu. Jika kita tidak secara eksponensial meningkatkan jumlah bantuan yang masuk ke wilayah utara, kelaparan akan segera terjadi," kata kepala Program Pangan Dunia (WFP) Cindy McCain.

BACA JUGA:8 Strategi Efektif Menurunkan Berat Badan Saat Puasa, Buat Schedule Mulai Awal Ramadan Ini

PBB telah melaporkan kesulitan dalam mengakses Gaza utara untuk pengiriman makanan dan bantuan lainnya. Warga di seluruh wilayah Gaza juga semakin merasakan kekurangan selama bulan Ramadan.

"Kami tidak tahu apa yang akan kami makan untuk berbuka puasa. Saya hanya punya tomat dan mentimun dan saya tidak punya uang untuk membeli apa pun," kata Zaki Abu Mansour di tenda pengungsiannya.

Barang-barang di pasar dijual dengan harga tinggi karena langka. *

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan