Wajib Tahu, Ini Asal Mula Nama Gelora Serame di Kota Lahat

Reporter: Bernat |

Editor: Aguz Pongki |

Rabu , 01 Nov 2023 - 15:42

Tampak bangunan dari depan Gelora Serame, kebanggaan masyarakat Kabupaten Lahat-Bernat palpres.bacakoran.co-

LAHAT - Asal Mula nama Gelanggang Olahraga atau Gelora Serame Kota Lahat, ternyata bukan hanya sekedar pemberian nama yang biasa saja.

Ada sejarah penting dibalik pemberian nama gelanggang olahraga yang dibangun di masa Bupati Lahat, Drs H Kafrawi Rahim tersebut.

Awalnya, lapangan sepakbola kebanggaan Kabupaten Lahat ini sering disebut masyarakat kebanyakan sebagai Lapangan Apollo.

Saat itu belum ada sama sekali sarana olahraga di kabupaten Lahat, selain lapangan Apolo.

Itupun tidak ada infrastruktur lengkap seperti tribun penonton maupun pagar keliling seperti saat ini.

Berikut sejarah singkat Stadion Gelora Serame yang hingga kini masih tetap berdiri kokoh.

Pada tahun 1983, pemerintahan daerah tingkat (Dati) ll Kabupaten Lahat.

Kala itu, berencana membangun tribun penonton dan pagar keliling, dengan maksud agar rumput lapangan tersebut tidak rusak atau hancur karena banyak warga yang melintas.

Kemudian tercetus ide untuk melibatkan anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) dan menengah atas (SMA).

Dengan cara setiap siswa membawa dan mengumpulkan batubata per siswa 5 batu bata.

Secara beramai-ramai para siswa saling bahu membahu mengumpulkannya.

wajib tahu, ini asal mula nama gelora serame di kota lahat                            lahat - asal mula nama gelanggang olahraga atau gelora serame kota lahat, ternyata bukan hanya sekedar pemberian nama yang biasa saja.
ada sejarah penting dibalik pemberian nama gelanggang olahraga yang dibangun di masa bupati lahat, drs h kafrawi rahim tersebut.
awalnya, lapangan sepakbola kebanggaan kabupaten lahat ini sering disebut masyarakat kebanyakan sebagai lapangan apollo. 
saat itu belum ada sama sekali sarana olahraga di kabupaten lahat, selain lapangan apolo.
baca juga:25 nama nama kades terpilih di muratara dan ini jadwal pelantikan 
itupun tidak ada infrastruktur lengkap seperti tribun penonton maupun pagar keliling seperti saat ini.
berikut sejarah singkat stadion gelora serame yang hingga kini masih tetap berdiri kokoh.

pada tahun 1983, pemerintahan daerah tingkat (dati) ll kabupaten lahat.
kala itu, berencana membangun tribun penonton dan pagar keliling, dengan maksud agar rumput lapangan tersebut tidak rusak atau hancur karena banyak warga yang melintas.
baca juga:15 kampus pencetak asn terbanyak, tak disangka ui lewat, nomor 1 justru kampus yang menggurita di indonesia
kemudian tercetus ide untuk melibatkan anak-anak sekolah menengah pertama (smp) dan menengah atas (sma).
dengan cara setiap siswa membawa dan mengumpulkan batubata per siswa  5 batu bata.
secara beramai-ramai para siswa saling bahu membahu mengumpulkannya.
bupati lahat, h kafrawi rahim yang melihat anak-anak sekolah ramai membantu mengumpulkan batu bata, kemudian terbesit untuk mengunakan nama serame (ramai-ramai) sebagai nama stadio yang sedang akan dibangun tersebut.
baca juga:batu tapak jalak benang emas jadi azimat pendekar agar kebal senjata 
nama yang simpel, sederhana tapi mengandung makna mendalam, demi untuk kemaslahatan bersama dan kemajuan bumi seganti setungguan.
mewujudkan impian kabupaten lahat memiliki infrastruktur serta fasilitas olahraga lainnya dalam satu komplek.
hingga kini, bangunan hasil sumbangsih siswa-siswi itu tetap berdiri kokoh sampai sekarang ini.
"saya ingat pada saat smp, mengumpulkan 5 buah batubara, dan dibawa ke lapangan appolo namanya saat itu," sebut hery alkahfi ap mm, rabu 1 november 2023.
baca juga:2024 tphp lahat target tingkatkan produksi pangan, terutama untuk komoditas tanaman ini
kepala dinas koperasi dan ukm lahat ini menyebutkan, itulah kenangan paling terindah dan menjadi memori, saat bupati lahat, h kafrawi rahim memimpin untuk membangun lahat.
"walaupun hanya memimpin 5 tahun, beliau tidak hanya membangun gelora serame saja, bahkan warisan yang ditinggalkan masih bisa kita lihat, masjid al muttaqien dan jembatan penyeberangan tanjung payang. bukti otentik saat menjabat," papar dirinya.
untuk itulah, sambung dia, legacy yang beliau kerjakan menjadi inspirasi, panutan, pedoman bagi generasi muda sekarang ini. 
agar terus membangun lahat sehingga maju, terdepan dan mampu bersaing dengan kabupaten/kota lainnya.
baca juga:cek disini, harga bbm non subsidi pertamina turun per november 2023
"gelora serame juga menjadi saksi bisu lawatan sriwijaya fc tim kebanggaan provinsi sumatera selatan (sumsel) ke lahat, melaksanakan friendly match dengan persila lahat," sebut dirinya.
dia menerangkan, bahkan pertandingan uji coba lainnya yang tentu juga jadi bergengsi, sebab di laksanakan di atas rumput gelora serame.
"oleh karena itulah, setelah kepemimpinan h kafrawi rahim usai, dan digantikan bupati berikutnya, tetap saja, sarana olahraga tersebut terus dikembangkan, guna mendukung dan menelurkan atlet-atlet handal dan berbakat," paparnya.
sementara itu, santi warga kota lahat yang telah bermukim selama 30 tahun di lahat menuturkan, "memang  dulu gelora serame seingat saya tidak sebagus saat ini.
baca juga:bantu tenaga manggala agni, polda sumsel tambah 50 personel di pampangan oki
"dulunya tidak ada pagar, hanya terlihat lapangan sepakbola saja. seiring waktu dengan perkembangan jaman, mulailah adanya pembangunan untuk tribun dan pagar pembatas, sarana yang semula hanya satu titik saja kini telah ada, lapangan basket, bola voli, peralatan gym, dan jogging track." kata santi.
"alhamdulillah, perubahan demi perubahan terus dilaksanakan. hal ini tentunya bisa kita ceritakan untuk anak dan cucu kedepannya," harapnya.
warga lainnya, rustam effendi menjelaskan dirinya semenjak lahir hingga pensiun sebagai pegawai negeri sipil (pns), telah banyak melihat pembangunan di kota lahat ini. 
"terutama sekali, lapangan sepakbola gelora serame yang memang menjadi ikon untuk lahat. butuh perjuangan kala itu, dengan dana terbatas tapi secara perlahan tapi pasti akhirnya berjalan sesuai harapan," terang dia.
baca juga:cek disini, harga bbm non subsidi pertamina turun per november 2023
dan yang paling diingat, masih katanya, bagaimana siswa smp dan sma asal kota lahat, menyumbangkan batubata untuk membangun infrastruktur pagar dan tempat duduk penonton.
"dari situlah, ciri khas budaya timur yakni gotong royong berjalan dengan sangat baik sekali. 
dan kini bangunan tersebut masih berdiri walaupun ada yang telah direhab, tapi intinya semuanya untuk kemajuan bersama dan tanah kelahiran tercinta," tutup dia