https://palpres.bacakoran.co/

Membaurnya Etnis Tionghoa di Kampung Kapitan

Artikel Membaurnya Etnis Tionghoa di Kampung Kapitan ditulis Dosen FISIP UIN Raden Fatah Dr. Henny Yusalia--Sumber: Instagram/@farisyah_mu

Artikel ini ditulis oleh Dosen Komunikasi Antar Budaya FISIP UIN Raden Fatah Dr. Henny Yusalia, M.Hum dengan judul Membaurnya Etnis Tionghoa di Kampung Kapitan

Apakah ada komunitas etnis yang berbeda secara fisik, tradisi, dan bahkan agama, tetapi bersedia dengan senang hati memfasilitasi (termasuk mendanai) semua kebutuhan etnis lainnya untuk melaksanakan sebuah ritual.

Dimana ritual tersebut jelas-jelas berbeda dengan ritual yang mereka kenal sendiri?

Secara lebih spesifik lagi, apakah ada orang Tionghoa di Indonesia yang pernah memfasilitasi kegiatan ritual etnis lainnya secara penuh (mulai dari dana, tempat sampai pada peralatan), padahal itu bukanlah ritual dari tradisi mereka?

BACA JUGA:Tanggapan Kemendikbud Ristek Soal Perubahan Seragam Sekolah Setelah Lebaran, TIDAK BENAR!

Sejauh yang saya ketahui, sampai sekarang belum ada. Kalaupun itu ada, bentuknya bukan memfasilitasi tetapi sebatas ikut menyumbang baik dana, sarana prasarana, atau meramaikan sebuah perayaan secara bersama-sama.

Misalnya saat Imlek, warga lokal datang berkunjung ke rumah warga Tionghoa, atau saat Idul Fitri masyarakat Tionghoa yang datang ke warga lokal.

Bisa juga dalam bentuk saling menjaga dan memperhatikan. Misalnya, saat perayaan Sin Cia, warga lokal ikut mengamankan kegiatan ibadah warga Tionghoa atau sebaliknya.

Bentuk lain yang muncul dalam proses adaptasinya adalah mewarnai sebuah tradisi dengan tradisi dari budaya lain yang berbeda.

BACA JUGA:Heboh Aturan Seragam Sekolah Baru 2024, Ternyata Poin Ini yang Buat Orang Tua Siswa Keberatan

Fenomena ini cukup banyak, misalnya pengaruh tradisi Tionghoa pada kuliner, pakaian, bahasa, ataupun ritual kemasyarakatan lainnya.

Terkadang juga dalam bentuk pembauran arsitektur bangunan, dimana sebagian menggunakan arsitektur lokal dan digabungkan dengan arsitektur Tionghoa.

Bentuk adaptasi yang lebih ekstrem adalah kawin campur (amalgamasi) antara warga Tionghoa dengan warga lokal.

Ini juga banyak terjadi sehingga kemudian berbaurlah komunitas Tionghoa dengan komunitas lokal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan