Serap Dana Rp168 Miliar, Flyover Ini Gunakan Inovasi Terbaru dalam Pembangunan Infrastruktur Sumatera Selatan
Serap Dana Rp168 Miliar, Flyover Ini Gunakan Inovasi Terbaru dalam Pembangunan Infrastruktur Sumatera Selatan-kolase-
PALEMBANG, PALPRES.COM - Flyover Senilai Rp168 Miliar yang baru saja selesai dibangun di Kota Palembang, Sumatera Selatan, menjadi sorotan utama karena mengusung inovasi terbaru dalam pembangunan infrastruktur kota.
Flyover yang dikenal dengan nama Flyover Sekip Ujung ini menghadirkan teknologi konstruksi terkini dengan menggunakan Mortar Foam sebagai bahan utama dalam pengecoran strukturnya.
Teknologi ini dipilih untuk mengatasi tantangan tanah lunak di sekitar area konstruksi, memastikan kestabilan struktur tanpa perlu proses pemadatan yang rumit.
Seperti diketahui, proyek senilai Rp168 Miliar ini tidak hanya berperan dalam memperbaiki kemacetan di kawasan strategis seperti Basuki Rahmat dan R Soekamto.
Namun juga menjadi bukti komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas infrastruktur di Sumatera Selatan.
Flyover Sekip Ujung memiliki panjang total 660 meter, terdiri dari 190 meter (jembatan), 160 meter (oprit sisi Jalan Basuki Rahmad), dan 310 meter (oprit sisi Jalan R.Sukamto).
Dimana sebagian besar area konstruksi flyover senilai Rp168 Miliar ini menggunakan teknologi Mortar Foam.
"Untuk alur proses pekerjaan yang pertama dilakukan adalah kita melakukan mixing semen, pasir dan air di baching plant kemudian kita tuangkan ke truk mixer kemudian kita supply ke proyek. Sesampainya di proyek, kita campurkan menggunakan foam,"terang Manager Batching Plant Cluster Sumatera Selatan 1, Arif Budiono dikutip dari kanal Waskita Beton Precast Tbk.
BACA JUGA:Proyek Flyover Pertama di Palembang, Nilainya Rp60 Miliar dengan Panjang 400 Meter
Dengan adanya Mortar Foam, ia menyakini bahwa flyover ini tidak hanya memberikan solusi transportasi yang lebih baik, tetapi juga membawa dampak positif dalam percepatan pembangunan infrastruktur di daerah tersebut.
"Foam kita isi ke dalam truk mixer kemudian setelah di dapat pengembangan baru kita ukur density dan slam flow nya. Jika density dan slam flownya didapatkan sesuai dengan spesifikasi baru kita akan melaksanakan penghamparan di lokasi proyek,"sambung Arif Budiono.