Kaya Situs Megalitik! Begini Kata 4 Pakar di Seminar Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel
Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Chandra Amprayadi dan 4 narasumber Seminar Megalitik Hasil Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel bersama tamu undangan dan para peserta seminar.--museum negeri sumsel for koranpalpres.com
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dikenal sebagai daerah yang kaya situs megalitik.
Mulai dari Megalitik Pasemah yang tersebar di Kabupaten Lahat, Kota Pagaralam, Kabupaten Empat Lawang, dan di Semendo Kabupaten Muara Enim.
Lalu situs megalitik yang ditemukan di beberapa tempat wilayah Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan dan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara).
Secara ringkas, keberadaan situs megalitik ini digambarkan lewat beberapa arca yang menjadi koleksi dan dipamerkan di Museum Negeri Sumsel.
Beberapa arca yang saat ini dipamerkan di Museum Negeri Sumsel antara lain Arca Wanita Mendukung Anak, Arca Manusia Sedang Menaklukkan Kerbau.
Arca Manusia Menunggang Kerbau, Arca Kepala Manusia dengan Penutup Kepala, dan Arca Kepala Manusia Tanpa Tutup Kepala.
Kemudian Replika Arca Manusia Tegurwangi, Replika Arca Manusia Dililit Ular, dan Replika Arca Situs Tinggihari I.
Selanjutnya ada arca batu gajah yang menggambarkan seorang ksatria menunggang seekor gajar usai berburu, serta arca lesung batu.
Nah, menindaklanjuti kajian megalitik koleksi Museum Negeri Sumsel, pihak mengelola mengangkat hasil kajian itu ke dalam seminar dengan 4 narasumber yang merupakan pakar di bidangnya.
Salah seorang narasumber dari unsur akademisi yakni dosen tetap FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri), Dr LR Retno Susanti MHum.
Dalam materi berjudul “Simbolisme Gender Pada Arca Megalitik: Koleksi Museum Negeri Provinsi Sumsel”, Retno menjelaskan, kebanyakan arca merepresentasikan figur maskulin dan feminine.
Untuk arca yang mempresentasikan figur maskulin jelas Retno, sering kali dilengkapi dengan senjata, alat berburu, atau alat pertanian.
“Hal ini menunjukkan peran mereka sebagai pelindung dan penyedia dalam masyarakat,” cetusnya.
Sebaliknya sambung Retno, arca feminin lebih sering menampilkan atribut seperti bejana, motif flora, atau alat rumah tangga, yang melambangkan kesuburan, peran domestik, dan pengelolaan rumah tangga.