Ekosistem Tapir di Pasaman Barat Terancam! Mahasiswa Universitas Andalas Tawarkan Solusi Jitu
Kehadiran tapir (Tapirus indicus) yang semakin sering ditemukan di pemukiman warga Pasaman Barat bukan hanya sekadar fenomena alam.--diskominfo pasbar
PADANG, KORANPALPRES.COM – Artikel berjudul Keanekaragaman Hayati dalam Ancaman: Menyikapi Kehadiran Tapir di Pemukiman Pasaman Barat ini ditulis oleh Salsabila Damayani, mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Kehadiran tapir (Tapirus indicus) yang semakin sering ditemukan di pemukiman warga Pasaman Barat bukan hanya sekadar fenomena alam.
Melainkan juga merupakan cerminan dari masalah yang lebih kompleks terkait dengan keanekaragaman hayati dan interaksi manusia dengan lingkungan.
Kejadian terbaru, seekor tapir terperangkap di kolam Dinas Kelautan dan Perikanan setelah dikejar anjing.
Menyoroti konflik yang kian meningkat antara satwa liar dan manusia.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi kita semua, karena setiap tindakan kita terhadap lingkungan dapat memiliki dampak jangka panjang bagi keberlanjutan ekosistem.
Deforestasi dan Kehilangan Habitat
Salah satu penyebab utama masuknya tapir ke pemukiman adalah hilangnya habitat alami mereka akibat deforestasi.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ungkap Penyuluhan Berbasis Ilmu Pengetahuan Optimalkan Hasil Ternak
Pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, dan pemukiman telah mengurangi ruang hidup bagi banyak spesies, termasuk tapir.
Ketika hutan-hutan yang menjadi rumah mereka ditebang, tapir terpaksa mencari tempat baru untuk bertahan hidup.