https://palpres.bacakoran.co/

Para Rektor Ini Guru Besar yang Tidak Mau Cantumkan Gelar di Dokumen Selain Urusan Akademik

Rektor UII, Fathul Wahid menolak menuliskan gelarnya di namanya jika bukan urusan akademik.-uii.ac.id-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Beberapa saat belakangan ini dunia pendidikan di Indonesia dihebohkan dengan sejumlah persoalan terkait pemberian gelar profesor yang diperoleh beberapa orang yang membuat heboh.

Gelar profesor itu  bagi beberapa orang sangat dijunjung sehingga mereka keberatan jika nama mereka ditulis tanpa pencantuman gelar itu. Namun, ada sedikit orang hebat yang tidak mau mencantumkan gelar di namanya selain untuk urusan akademik.  

Dalam kaitan itu, ada sejumlah rektor mengimbau tenaga pendidik di kampusnya agar tidak mencantumkan gelar di dalam surat, dokumen, dan produk hukum yang harus membubuhkan tanda tangan mereka.

Kecuali ijazah, transkrip nilai, atau yang setara karena menyangkut urusan akademik. 

BACA JUGA:Jurusan Ilmu Komunikasi di Kampus Indonesia Terbaik Versi THE AUR 2024, Reputasi Akademik Mendunia

Sikap tersebut mreka jaga sebagai upaya untuk menjaga semangat kolegial dalam tata kelola perguruan tinggi. Mereka memandang profesor atau guru besar hanyalah jabatan fungsional, tidak seharusnya membuat jarak sosial atau kesenjangan dalam bermasyarakat.

Dilansir dari berbagai sumber, jabatan profesor dimulai di Eropa pada abad pertengahan. 

Profesor berasal dari kata bahasa latin yang bermakna seseorang yang dikenal oleh publik berprofesi sebagai pakar;

Professor di Indonesia sering disamakan dengan guru besar yaitu  seorang guru senior, dosen dan/atau peneliti yang biasanya dipekerjakan oleh lembaga-lembaga/institusi pendidikan perguruan tinggi atau universitas. 

BACA JUGA:Tes Akademik Seleksi Akpol, Polri Lakukan Langkah Berikut Cegah Peretasan

Dalam bahasa Portugis kata professor secara umum berarti guru atau pengajar.

Gelar professor mengalami evolusi dalam berbagai bahasa. Menurut  kamus Oxford, gelar profesor berevolusi dari awalnya bersinonim dengan magister atau doktor, menjadi istilah perbedaan dalam hierarki guru yang berkembang secara bertahap.

Di bawah ini beberapa rektor yang secara tegas menolak mencantumkan gelarnya sebagai professor atau guru besar atau gelar akademik lain di depan atau di belakang nama mereka. 

Ini 3 rektor di antaranya:

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan