Ada Ndengu-Ndengu, Qunutan, sampai Nomoni, Tradisi Ramadan di Sulawesi Tengah

Ndengu-ndengu membangunkan sahur saat Ramadan di Morowali Sulawesi Tengah, berbentuk menara yang di atasnya terdapat ruangan berdinding papan dan beratap rumbia atau seng, dengan tiang penyangga terbuat dari bambu setinggi 2 sampai 20 meter.-mercusuarpalu-
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Masyarakat muslim di Sulawesi Tenggara menyambut dan menyemarakkan bulan Ramadan tahun ini dengan gembira. Tradisi lama yang sudah berusia ratusan tahun masih dilaksanakan dalam menyambut Ramadan seperti Ndengu-ndengu, Qunutan sampai Nomoni.
Tradisi Ramadan tersebut dilangsungkan di berbagai wilayah di Sulawesi Tengah.
Selain hal di atas juga ada Pawai Obor dan seperti umumnya di wilayah lain di Indonesia ada buka bersama yang dilakukan masyarakat setempat.
Yuk, kita simak beberapa tradisi yang masih terlaksana pada Ramadan kali ini.
BACA JUGA:Ragam Tradisi Ramadan dari Sulawesi Tenggara, Manifestasi Kerinduan Umat Muslim pada Bulan Mulia
BACA JUGA:Tradisi Bugis Makassar di Sulawesi Selatan Menyambut Ramadan Ini Dipercaya Membawa Berkah
Tradisi Ramadan di Sulawesi Tengah
Tradisi Qunutan
Tradisi Qunutan atau Malam Qunut salah satunya dilaksanakan oleh warga Komplek Kayu Kelor, Kelurahan Dondo Barat, Kecamatan Ratolindo, Kabupaten Tojo Una-una.
Tradisi Qunutan biasanya dilaksanakan warga setempat pada malam ke-15 Ramadan.
Qunutan bagi warga setempat bukan sekadar perayaan, tetapi menjadi bentuk rasa syukur sekaligus ajang mempererat tali silaturahmi dan kebersamaan.
Warga di kompleks tersebut membentangkan pengalas di jalan kemudian duduk berhadap-hadapan di sepanjang jalan.
Menariknya, kuliner yang disantap hanya kacang dan pisang.
BACA JUGA:Ragam Tradisi Masyarakat Sulawesi Barat Menyambut Ramadhan