Tradisi Bugis Makassar di Sulawesi Selatan Menyambut Ramadan Ini Dipercaya Membawa Berkah

Reporter: Eko Wahyudi |

Editor: Eko Wahyudi |

Selasa , 18 Mar 2025 - 12:14

Membuat songkolo patang rupa (empat warna) adalah kebiasaan masyarakat Sulsel yang juga masih biasa ditemui dalam menyambut Ramadan.-sulselkini-

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Menyambut bulan suci Ramadan di kalangan umat Muslim di Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya masyarakat Bugis dan Makassar selalu punya tradisi unik dalam menyambut Ramadan, bulan penuh berkah ini.

Di samping beribadah, umat Muslim di Sulsel melakukan beberapa kebiasaan yang dipercaya menambah berkah dan suka cita saat menjalani puasa sebulan penuh dan sudah menjadi tradisi turun temurun.

Ramadan adalah salah satu bulan dalam kalender hijriah. Bukan yang diyakini umat Islam sebagai bulan yang penuh berkah. Seperti halnya masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam, ada peristiwa unik dan tradisi tersendiri menyambut bulan suci tersebut termasuk di Sulawesi Selatan.

Suku dengan jumlah penduduk terbanyak di Sulawesi Selatan, Makassar dan Bugis juga punya tradisi yang digelar beberapa hari sebelum Ramadan.

Beberapa kebiasaan yang dilakukan masyarakat Makassar dan Bugis, antara lain:

Menurut Budayawan Universitas Negeri Makassar (UNM) Arifin Manggau dan Sosiolog Universitas Hasanuddin (Unhas) Rahmat Muhammad, beberapa tradisi yang sering dilakukan menyambut Ramadan antara lain:

1. Barzanji

Barzanji merupakan tradisi yang masih sering dilakukan masyarakat Sulsel dalam menyambut Ramadan selain ketika memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw.

Tradisi ini adalah pembacaan kitab sastra yang berisikan sejarah Nabi mulai dari kelahiran sampai wafat. Pembacaannya dilafalkan dengan suatu irama atau nada dan dibaca bersama-sama.

"Barzanji itu bisa saja dihadirkan (masyarakat Sulsel). Karena isi barzanji itu ada asmaul husna. Jadi itulah sehingga dia barzanji-kan biasa," ucap Arifin.

tradisi bugis makassar di sulawesi selatan menyambut ramadan ini dipercaya membawa berkah                            palembang, koranpalpres.com - menyambut bulan suci ramadan di kalangan umat muslim di sulawesi selatan (sulsel), khususnya masyarakat bugis dan makassar selalu punya tradisi unik dalam menyambut ramadan, bulan penuh berkah ini.
di samping beribadah, umat muslim di sulsel melakukan beberapa kebiasaan yang dipercaya menambah berkah dan suka cita saat menjalani puasa sebulan penuh dan sudah menjadi tradisi turun temurun.
ramadan adalah salah satu bulan dalam kalender hijriah. bukan yang diyakini umat islam sebagai bulan yang penuh berkah. seperti halnya masyarakat indonesia yang mayoritas beragama islam, ada peristiwa unik dan tradisi tersendiri menyambut bulan suci tersebut termasuk di sulawesi selatan.
suku dengan jumlah penduduk terbanyak di sulawesi selatan, makassar dan bugis juga punya tradisi yang digelar beberapa hari sebelum ramadan.
baca juga:ragam tradisi masyarakat sulawesi barat menyambut ramadhan
baca juga:masyarakat muslim di ntt punya tradisi sendiri yang membuat ramadan terasa hadir
beberapa kebiasaan yang dilakukan masyarakat makassar dan bugis, antara lain:
menurut budayawan universitas negeri makassar (unm) arifin manggau dan sosiolog universitas hasanuddin (unhas) rahmat muhammad, beberapa tradisi yang sering dilakukan menyambut ramadan antara lain:
1. barzanji
barzanji merupakan tradisi yang masih sering dilakukan masyarakat sulsel dalam menyambut ramadan selain ketika memperingati maulid nabi muhammad saw.
tradisi ini adalah pembacaan kitab sastra yang berisikan sejarah nabi mulai dari kelahiran sampai wafat. pembacaannya dilafalkan dengan suatu irama atau nada dan dibaca bersama-sama.
"barzanji itu bisa saja dihadirkan (masyarakat sulsel). karena isi barzanji itu ada asmaul husna. jadi itulah sehingga dia barzanji-kan biasa," ucap arifin.
baca juga:tradisi khas dan unik memeriahkan ramadan dari masyarakat berbagai etnis di ntb
baca juga:5 tradisi unik ini hanya ada di bali saat bulan suci ramadan
2. songkolo patang rupa
tradisi lain masyarakat sulsel adalah membuat songkolo patang rupa yang juga masih biasa ditemui dalam menyambut ramadan. itu adalah makanan khas ketan yang dinilai sebagai simbol perekat antar sesama manusia.
patang rupa bermakna empat warna yang terdiri dari  warna hitam, putih, kuning, dan merah. lalu berdoa kepada allah swt untuk diberi berkah dan keselamatan.
"berdoa semoga di balik ritual itu berisikan tentang bagaimana keselamatannya selama menjalani ramadan. kemudian bisa bertemu kembali pada tahun akan datang," jelas arifin.
baca juga:tradisi ramadan masyarakat tidung di kalimantan utara yang mulai tergerus peradaban
baca juga:ini tradisi ramadan masyarakat kalimantan timur yang masih kental
3.tradisi assuro maca
tradisi assuro maca alias berdoa biasa dilakukan tujuh hingga sehari sebelum datangnya bulan ramadan. tradisi tersebut ditujukan untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal serta pengingat akan datangnya hari kematian. 
berbagai jenis makanan tersaji dalam acara tersebut sambil ditemani dupa yang siap untuk dibakar, beberapa di antaranya seperti nasi, sayur, ikan bakar, daging, dan ayam. hal itu disimbolkan sebagai tanda bahwa keluarga tersebut berada dalam kondisi yang berkecukupan.
sebelum menikmati hidangan secara bersama-sama, makanan tersebut didoakan terlebih dahulu oleh seseorang yang dianggap dituakan. walaupun dibacakan doa-doa, niatnya untuk mendapatkan pahala, sebab makanan tersebut kemudian disantap oleh masyarakat yang hadir dan merupakan ungkapan syukur atas pertemuan kembali dengan bulan ramadan.
baca juga:7 tradisi masyarakat banjar kalimantan selatan dalam menyambut kedatangan ramadan
baca juga:tradisi ramadan di kalimantan tengah, ada tradisi keriang keriut dan lainnya
4. tradisi maddupa keteng
masyarakat bugis di desa cinennung, kecamatan cina, kabupaten bone punya tradisi tersendiri dalam menyambut kehadiran bulan suci ramadan yang dilaksanakan sebelum sahur pertama hingga hari ketiga puasa.
maddupa keteng berarti menyambut bulan. masyarakat berdoa bersama sebagai bentuk rasa syukur karena hadirnya bulan ramadan. menurut seorang tokoh agama, jamaluddin daeng mattorang, masyarakat yang ingin didoakan oleh dirinya haruslah menyiapkan hidangan berupa ayam atau sapi di rumahnya masing-masing. masyarakat juga kemudian diminta untuk menumbuk kemiri untuk dibuat menjadi pesse pelleng (lilin yang dibuat dari kemiri).
sering dimanahkan karena dipercayai sebagai ’orang pintar’ di kampungnya, jamaluddin menyebut tidak sembarang orang diminta untuk membacakan doa tersebut. biasanya doa yang dipanjatkan berupa surah-surah yang berada dalam alquran, seperti surah al-fatihah, al-ikhlas, an-nas, dan al-falaq.
baca juga:inilah 5 tradisi jelang ramadan di kalbar yang khas dan masih bertahan
baca juga:selain nyekar, ini 7 tradisi sambut ramadan di jawa timur
5. sajian makanan manis
masyarakat bugis makassar di sulsel juga biasanya menyambut ramadan dengan membuat sajian makanan manis. sajian ini sebagai bentuk penyesuaian dengan harapan dapat merasakan nikmatnya ramadan.
"pada awal puasa selalu dengan memasak, menyajikan masakan-masakan manis yang dari gula merah. manis supaya dalam menjalankan bulan suci ramadan itu dia selalu enak," kata arifin.
6. ziarah kubur
ziarah kubur juga menjadi tradisi masyarakat sulsel yang tidak ketinggalan ketika menjelang ramadan. masyarakat ramai-ramai mengunjungi makam keluarga yang tidak bisa lagi menjalani bulan ramadan bersama.
"leluhurnya kita atau siapapun yang telah mendahului kita sebelum ramadan dan setelah ramadan itu menjadi bagian dari ritual di masyarakatnya kita," ucap rahmat.
baca juga:7 tradisi unik sambut ramadan di yogyakarta, mulai upacara lelabuhan kesultanan, hingga apeman dan nyadran
baca juga:tradisi sambut ramadan turun temurun yang meriah dan ditunggu-tunggu masyarakat jawa tengah, apa saja?
7. puasa pertama bareng keluarga
ini juga sudah menjadi kebiasaan masyarakat sulsel yang menganggap menjalani puasa pertama bersama keluarga sebagai sebuah kenikmatan.
tidak sedikit masyarakat yang berada di perantauan menyempatkan diri untuk mudik beberapa hari. kumpul bersama keluarga ini memang tradisi yang masih kental bagi masyarakat sulsel.
banyak warga yang datang untuk puasa pertama. kemudian kembali lagi beraktivitas di pekerjaan atau usahanya dan baru mudik lagi menjelang ramadan.
8. mengunjungi objek wisata
baca juga:tradisi sambur ramadan masyarakat betawi jakarta yang nyaris punah tertelan zaman
baca juga:kemeriahan tradisi menjelang ramadan masyarakat tatar pasundan jawa barat yang masih lestari
tradisi ini untuk memperkuat hubungan silaturahmi bersama keluarga dan kerabat. banyak keluarga mengunjungi objek-objek wisata menjelang masuknya ramadan. masyarakat sulsel banyak yang menjadikan ini salah satu tradisi yang wajib diagendakan.
"itu menjadi pertimbangan nanti kalau ramadan sudah tidak perlu lagi ke mana-mana, karena fokus puasa ramadan," jelas rahmat.