Waspada Banjir Musim Hujan, Ini Daerah Langganan Tergenang Di Pagaralam
Pj Walikota Pagaralam meninjau Karhutla di musim kemarau dan membuat puluhan hektar lahan terbakar dan siap siap menyambut musim hujan-Foto:Eko Wahyudi-palpres
PAGARALAM – Musim penghujan sudah semakin intens di tengah cuaca panas di Pagaralam.
Hal itu akan mengakhiri musim kemarau yang berkepanjangan yang terjadi hampir seluruh wilayah Indonesia dan memicu terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) diberbagai daerah.
Begitu juga dengan wilayah Kota Pagaralam yang belakangan ini peristiwa Karhutla marak dan kerap kali terjadi.
Belum lama ini, ada sekira setengah hektar lahan di kawasan Simpang Sandar Angin Kelurahan Rebah Tinggi, Kecamatan Dempo Utara, kembali terbakar.
Tak pelak dengan kondisi ini, membuat petugas pemadam kebakaran dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pagaralam, kembali harus berjibaku sekuat tenaga untuk memadamkan api.
Belum usai memadamkan api di kawasan ini, kebakaran lahan juga terjadi di kawasan pinggiran jalan menuju akses Bandara Atung Bungsu, Kelurahan Atung Bungsu, Kecamatan Dempo Selatan.
Sekitar 2 hektar lahan di kawasan ini hangus terbakar, upaya pemadaman kobaran api pun terus dilakukan petugas Damkar BPBD Kota Pagaralam.
Dikatakan Kepala BPBD Pagaralam, Jhon Hasman, untuk kejadian Karhutla pertama itu, terjadi di kawasan Simpang Sandar Angin yang menghanguskan sekira ½ Ha lahan.
Kemudian Karhutla kedua terjadi di pinggiran akses jalan menuju Bandara Atung Bungsu, dengan luas area lahan yang terbakar mencapai 2 Ha.
“Sejauh ini, untuk luasan area lahan terbakar akibat Karhutla mencapai 10,¾ Ha, mulai dari kawasan Liku Endikat sekira 2 Ha, kawasan lapter 3 Ha, kawasan Talang Ternak 2 Ha, kawasan Padang Serunting ¾ Ha, kawasan Ponpes Dempo Darul Muttaqien sekira 2 Ha, serta di kawasan Alun Dua sekira 1 Ha,” bebernya.
Jhon Hasman mengimbau, kepada seluruh masyarakat Kota Pagaralam, agar dapat meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian dalam upaya mengantisipasi terjadinya Karhutla di Pagaralam.
“Kita juga meminta masyarakat tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan, secara khusus di musim kemarau ini dan lebih peduli terhadap alam dan lingkungan sekitar, serta senantiasa menjaga kelestarian alam,” tuturnya.
Saat ini, kekhawatiran terhadap karhutla sedikit bisa diredam. Sudah saatnya warga menikmati hari-hari basah.
Musim penghujan bukan berarti ancaman tidak ada untuk itu, masyarakat harus mewaspadai bencana akibat hujan lebat.