Dalam pemantauan tersebut, BMKG memprediksi potensi hujan sedang hingga sangat lebat terjadi di wilayah Kalimantan Barat (Putussibau), Papua (Tanah Merah) dan Sulawesi Tenggara tepatnya di Kendari.
Ada juga wilayah Indonesia yang mengalami hujan ekstrem seperti di Manado Sulawesi Utara dengan kecepatan hingga 209 mm per hari.
Dalam keterangan pers, BMKG melakukan update dinamika atmosfer.
Dinamika atmosfer yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia berpoetnsi meningkatnya curah hujan yang cukup signifikan.
BACA JUGA:H-3 Lebaran Idul Fitri Petugas Kesmavet Razia Penjualan Daging di Pasar, Pastikan Halal dan Aman
Ada beberapa indikasi dari dinamika atmosfer yang berhasil ditangkap BMKG yakni sebagai berikut:
1. Adanya fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang terlihat sangat aktif di Indonesia.
2. Dinamika atmosfer seperti itu berpotensi meningkatnya kecepatan angin terutama dari utara Indonesia melintasi equator melalui Selat Karimata.
Akibatnya terindikasi adanya aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge atau CENS.
BACA JUGA:Zero Tolerance Korupsi! BRI Finance Kantongi Sertifikasi SNI ISO 37001:2016
3. Di dalam pemantauannya juga terlihat adanya potensi terjadinya pembentukan pusat tekanan rendah.
Terutama di Samudera Hindia Barat Daya hingga Selatan Jawa dan Australia bagian Utara.
Pusat tekanan rendah ini berpotensi terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di Indonesia bagian selatan, termasuk di dalamnya Sumatera Selatan.
Untuk itulah, BMKG menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan jika diperlukan untuk melakukan langkah antisipasi terhadap curah hujan yang tinggi.
BACA JUGA:Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Pj Gubernur Agus Fatoni Apresiasi Iklim Investasi di Muba
BMKG juga menghimbau agar masyarakat untuk selalu melihat perkembangan cuaca terkini dengan melihat di berbagai situs resmi termasuk aplikasi Info BMKG dan lainnya.