Namun ada beberapa pendapat lain yang berbeda soal "Mata Keranjang'.
Awalnya istilah ini merujuk pada wujud keranjang yang memiliki banyak celah sehingga mata bisa leluasa melihat.
Ada pula yang mengatakan posisi kata "ke" harusnya terpisah dengan kata "ranjang".
Ini berlaku ketika Ejaan Yang Disempurnakan resmi digunakan tahun 1972.
BACA JUGA:3 Tempat Wisata Religi di Musi Rawas, Nomor 2 Peninggalan Soekarno
Preposisi "Ranjang" terpisah dengan kata "ke" di depannya dan menjadi "mata ke ranjang".
Ini dapat di artikan mata saat melihat lawan jenis maka langsung terpikir ke atas ranjang.
Pria Hidung Belang
Jejak penggunaan istilah hidung belang terdapat dalam kisah cinta tragis Pieter Cortenhoe dan Jan Peterszoon Coen, seorang mantan Gubernur Jenderal VOC kala itu.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Dorong ASN Naikkan Indeks Profesionalitas Berbasis E-Kinerja
Jan Peterszoon mencintai anak tirinya, yang bernama Sarah Specx.
Bertepuk sebelah tangan, anak tirinya malah memilih seorang perwira VOC Pieter Cortenhoe yang tentunya lebih muda, gagah, dan jelas sebaya Pieter Cortenhoe.
Parahnya lagi, Pieter Cortenhoe adalah pengawal pribadi Sang Gubernur Jenderal.
Pada suatu ketika, Coen menangkap basah anak tirinya sedang berduaan di kamar bersama perwira VOC tersebut.
BACA JUGA:Dandim Tanggamus Buka Karya Bhakti TNI di Pringsewu, Ini yang Dikerjakan!
Mereka kepergok sedang mesum, Sang Ayah tiri kontan saja menjadi marah besar.