PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Bukan dirayakan pada saat 17 Agustus saja, tradisi panjat pinang rupanya diselingi pada saat hajatan pernikahan yang masih melekat sebagian besar di Kecamatan Mulak Ulu, Kabupaten Lahat.
Gunawan tokoh masyarakat Desa Lawang Agung mengatakan, bahwasanya panjat pinang di acara pernikahan, tersebut menjadi keharusan saat pernikahan.
"Semuanya ini tergantung dari tuan rumah, hanya saja, sebagian besar tetap melestarikan budaya peninggalan leluhur," sebut dia, Senin 15 April 2024.
Memang, sambung dia, budaya ini sangat unik, karena dilakukan bukan hanya dirayakan pada saat memeriahkan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
BACA JUGA:Libur Panjang Pengunjung Sesaki Waterboom Lahat Selatan Favorit Keluarga, Ini Penampakannya
BACA JUGA:Wajib Tahu, Terowongan Gunung Gajah Lahat Bernilai Sejarah Tinggi, Ini Buktinya
"Berbagai macam hadiah disediakan, dan pohon pinang ya pun tidak terlampau tinggi, agar semuanya bisa langsung diambil mengingat waktu," imbau dirinya.
Adanya ide unik itu, sambung dia, tentu membuat anak-anak disekitar lokasi acara pernikahan merasa senang, tak sedikit mengikuti lomba panjat pinang itu.
"Sengaja kita menggelar lomba panjat pinang, untuk menambah kemeriaan resepsi pernikahan keponakan kita. dan selaku ahli persedekahan tentu sangat senang dengan antusiasme anak yang ikut lomba panjat pinang," terang Gunawan.
Sementara itu, Aliando salah seoarang anak-anak yang ada dilokasi lomba mengemukakan, merasa senang ikut lomba bersama teman-teman dan mendapatkan hadiah.
BACA JUGA:GERCEP, PKM Lahat Selatan Gandeng Forkopimcam Perangi Stunting, Hal Ini yang Dilakukan
"Terlihat pohon pinang tergantung bermacam-macam hadiah menarik, baik berupa peralatan rumah tangga hingga beragam bentuk lainnya, peserta dari kalangan anak-anak hingga para remaja. lomba berlangsung seru dan meriah," tukas dia.
Terpisah, Camat Mulak Ulu, Marles Yuniardi SKom MM menuturkan, bahwasanya tradisi panjat pinang disela-sela pernikahan sudah lama dilakukan.
"Tapi, itu semua tergantung punya hajatan. Sebagian desa di sini tetap melaksanakannya, tidak sekedar melestarikan budaya semata, melainkan membuat warga terutama anak-anak senang," sebutnya.