Festival ini menampilkan berbagai macam rangkaian kegiatan.
BACA JUGA:Menuju World Class University, Universitas Hindu Negeri Kukuhkan Guru Besar ke-20
BACA JUGA:Transformasi Identitas Budaya Dalam Era Digital: Kajian Media dan Pengaruhnya
Arung Pamalayu atau pawai kapal sebagai salah satu agenda menarik yang dilaksanakan pada aliran Sungai Batanghari dengan tujuan akhir candi pulau sawah.
Arung Pamalayu bertujuan untuk mengenang peradaban masyarakat dahulu pada Sungai Batanghari.
Setelah sampai di candi Pulau Sawah, rombongan disambut dengan penampilan berbagai macam tarian, penyembelihan kerbau putih, dan makan bajamba (makan bersama dalam satu wadah).
Berbagai macam jajanan serta makanan khas daerah juga ditampilkan pada Festival Pamalayu.
BACA JUGA:Divonis Penjara Gara-Gara Menyuarakan Kerusakan Lingkungan
BACA JUGA:PT BAS Kenalkan Dunia Pertambangan Batu Bara ke Para Pelajar, Intip Keseruannya di Sini
Dengan diadakannya Festival Pamalayu ini, Dharmasraya dapat dikenal oleh masyarakat luar baik dari nasional hingga internasional.
Semua orang dapat mengenal serta mengetahui sejarah Dharmasraya bahwa dulunya Dharmasraya sebuah Kerajaan yang pernah menguasai Sumatera.
Dari Festival ini kita juga dapat mengetahui sejarah bahwa sebenarnya Kerajaan Melayu bukanlah hasil penaklukan Kerajaan Sriwijaya, namun sebuah bentuk perjanjian persahabatan antar Kerajaan Melayu dengan Kerajaan Sriwijaya.
Banyak hal menarik yang dapat kita lihat dan ketahui lewat Festival Pamalayu ini.
BACA JUGA:Hukum dan Demokrasi, Sejalan atau Tidak?
BACA JUGA:Tidak Adilnya Hukum di Indonesia
Dikutip dari platform media sosial ‘Youtube’, Sutan Riska Tuanku Kerajaan selaku Bupati Dharmasraya dua periode terakhir berharap Festival Pamalayu dapat mendatangkan banyak orang dari luar Dharmasraya dan meningkatkan minat wisatawan ke kabupaten Dharmasraya.