Ratusan Kerbau Milik Peternak di OKI Mati Mendadak, Ternyata Hewan Terjangkit Wabah Ini

Selasa 23 Apr 2024 - 21:23 WIB
Reporter : Dian Cahyani Fitri
Editor : Dian Cahyani Fitri

 

Penyekatan ini dilakukan agar tidak berpindah penyakit yang telah terjangkit pada hewan ternak kerbau ke daerah lainnya.

BACA JUGA:Tangkal Wabah Penyakit dan Berkembangbiak DBD, Kodim 0405/Lahat bersama Warga Lakukan Hal Mulia Ini

 

"Dalam hal pemberian vaksinasi kepada hewan ternak kerbau yang sehat adalah sebagai langkah antisipasi mencegah penyebaran penyakit SE atau ngorok," jelasnya.

 

Selain itu, masih dikatakan Hendi, petugas dari Disbunnak juga telah memberikan edukasi atau pengetahuan kepada masyarakat yakni peternak agar dapat mengenali gejala penyakit untuk mencegah penularan.

 

Untuk diketahui apa itu virus Septicaemia Epizootica atau penyakit ngorok merupakan penyakit infeksi bakteri akut   atau menahun pada sapi atau kerbau.

 

Adapun cara penularannya adalah Bakteri pasteurella multocida serotype 6B dan 6E terdapat pada ludah, kemih dan feses hewan penderita.

BACA JUGA:Cegah Banjir dan Munculnya Wabah Penyakit, Kodim 0429/Lamtim Gelar Karbak

 

Jadi, saat hewan sehat akan tertular oleh hewan sakit atau pembawa melalui kontak atau melalui makanan, minuman dan alat yang tercemar.

 

Mengenai gejala klinis Septicaemia Epizootica pada sapi, kerbau, kambing mati mendadak yaitu dengan gejala sesak nafas, diare berdarah. Lalu adanya peningkatan suhu tubuh dan hewan ternak tidak mau makan.

 

Kemudian, untuk cara pengendaliannya adalah hanya bisa dilakukan dengan vaksinasi. Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif yang diinjeksikan melalui rute intramuscular.

 

Lalu, dampak dari adanya penyebaran penyakit ngorok ini yaitu kematian kerbau akan terus bertambah apabila tidak dilakukan pencegahan.

BACA JUGA:Kuliner Unik Jamur Mata Kerbau yang Tumbuh Saat Musim Hujan, Simak di Sini Cara Memasaknya

 

Termasuk kemungkinan penyakit SE menyebar ke hewan ternak lainnya seperti sapi dan kambing. Juga dampaknya dapat mengganggu perekonomian masyarakat apabila kematian ternak terus berlangsung.

 

Salah satu peternak kerbau, H Idham menyebut, ternak miliknya yang mati ada sebanyak 15 ekor sedangkan sisanya yang masih hidup saat ini ada sebanyak 10 ekor.

 

Dia mengungkapkan, untuk kerbau-kerbau yang masih hidup dibawa pulang ke Desa, dimana kerbau-kerbau diternakkan di Dusun Rasau Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam Kabupaten OKI.

 

"Kerbau-kerbau yang ada dan masih hidup dikandang dekat rumah. Sehingga sudah dipisahkan dari kandang yang lama agar tidak tertular sakit ngorok itu," jelasnya.

BACA JUGA:Jelang Hari Natal, Satgas Pamtas Yonarhanud 12/SBP Bantu Warga Potong Kerbau

 

Lanjut dia, tetapi kalau kerbau-kerbau yang masih hidup ini dijual dengan cara dipotong yaitu dijual daging, rugi diongkos transportasinya.

 

"Kalau jual daging kerbau yang sudah dipotong ke luar yaitu biasanya ke Tanjung Raja, rugi. Karena ongkos angkutnya lumayan besar dan juga jalan saat ini rusak sehingga daging bisa busuk dijalan," terangnya.

 

Maka oleh karena itu, sambung H Idham yang sudah puluhan tahun beternak kerbau ini tidak menjual kerbau yang masih sehat yaitu daging nya.

Kategori :