Sumaji menambahkan, pada intinya keberadaan Kampung Moderasi Beragama ini, lebih menekankan kepada nilai-nilai kegotongroyongan dalam masyarakat.
Sehingga seluruh warga bisa membaur dan tidak terjadi menjadi ekslusif.
Tujuan akhirnya lebih kepada menjaga kerukunan beragama.
Tahun ini, sebut Sumaji, pihaknya bakal mengambil dua daerah percontohan terlebih dahulu, untuk keberadaan Kampung Moderasi Beragama.
BACA JUGA:Sinopsis My Dearest Season 2, Hadirkan Kisah Cinta yang Belum Selesai
Kedua percontohan tersebut yakni di Kampung PGRI dan Kampung di kawasan Talang Jelatang.
“Tahun depan juga akan kita tambah lagi dan keberadaan Kampung Moderasi Beragama akan terus kita perbanyak,” ujar Sumaji.
Kampung-kampung moderasi itu, lanjutnya akan diperbanyak dengan pemilihan Kampung Moderasi lebih utama arahnya ke multietnis, multiagama, multi golongan.
Lebih jauh Sumaji berharap, dengan keberadaan Kampung Moderasi Beragama ini, masyarakat bisa lebih dewasa dalam beragama, dewasa dalam melihat perbedaan, tidak gampang menyalahkan orang yang tidak sama dengan dirinya.
BACA JUGA:Pj. Bupati dan DPRD Muba Setujui R-APBD TA 2024 menjadi Perda
“Kita melihat perbedaan sebagai sebuah rahmat dan masyarakat dapat menjadikannya sebuah hal yang lumrah,” tuturnya.
Dari laman Kementerian Agama ternyata moderasi beragama menjadi program prioritas.
Laman itu menjelaskan moderasi beragama adalah cara pandang, sikap dan prilaku beragama yang dianut dan dipraktikkan oleh sebagian besar penduduk negeri ini, dari dulu hingga sekarang.
Pemerintah pun menjadikan moderasi beragama sebagai salah satu program nasional dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). *