Itu setelah percobaan penaklukan selama hampir 50 tahun dan wilayah ini adalah daerah terakhir di Sumatera Selantan yang ditaklukkan Belanda.
Usaha Belanda menguasai Tanah Besemah dimulai tahun 1821.
BACA JUGA:Gerbang Selamat Datang Dusun Kerinjing Pagaralam Miliki Ciri Khas IniBACA JUGA:Gerbang Selamat Datang Dusun Kerinjing Pagaralam Miliki Ciri Khas Ini
Sebelum itu Belanda sama sekali belum masuk ke wilayah ini.
Budayawan Sumatera Selatan Johan Hanafiah dalam sekapur sirih buku 'Sumatera Selatan Melawan Penjajah Abad 19" menyebutkan bahwasanya perlawanan orang Pasemah dan sekitarnya adalah perlawanan terpanjang dalam sejarah perjuangan di Sumatera Selatan abad 19.
Belanda baru dapat menaklukkan orang-orang Pasemah setelah mendapatan perlawanan sengit yang berlangsung hampir 50 tahun lamanya.
Pasca kemerdekaan perjuangan rakyat Besemah melawan penjajah juga tidak berhenti.
BACA JUGA:Meriahkan HUT ke-66, Bank Sumsel Babel Viralkan Fashion on The Street, Ini Penampakannya
Agresi militer Belanda yang ingin menguasai kembali Tanah Besemah harus berhadapan dengan perlawanan keras rakyat Besemah.
Karena perlawanan keras itu banyak pejuang yang gugur dan itu pula yang membuat Pagaralam menjadi Kota Perjuangan.
4. Kota Para Jenderal
Julukan ini mungkin ada kaitannya dengan perjuangan masa lalu.
BACA JUGA:Boleh Pakai Sepeda Listrik di Jalan Kota Pagaralam Asal Pakai Helm
Para penerus generasi perjuangan di Kota Pagaralam dan Tanah Besemah pada umumnya banyak yang berkecimpung di bidang militer dan kepolisian.
Tidak sedikit mereka menjadi jenderal dan membuat hadirnya jenderal di Pagaralam terus hadir sejak dulu sampai kini dan masa depan.
Sejak perang kemerdekaan para jenderal banyak bertempur di Tanah Besemah Pagaralam dan sekitarnya seperti Jenderal Bambang Utoyo, Yahya Bahar, Harun Sohar dan sebagainya.