Setelah makan, Bujang Kurap membuat sebuah rakit untuk Nenek Bengkuang sebagai tanda terima kasih.
BACA JUGA:Peluang Usaha Tambang, 2 Kecamatan di Musi Rawas Utara Ini Banyak Batu Bara, Daerahmu Termasuk?
Sebelum pergi, Bujang Kurap memberi nasehat bahwa jika ada bahaya, Nenek bisa naik ke rakit itu.
Kembali ke tempat pesta, Bujang Kurap masih diolok-olok dan diusir oleh warga. Dia menantang warga dengan meletakkan tujuh lidi di tanah dan berjanji akan pergi jika warga bisa mencabutnya.
Namun, tak seorang pun berhasil mencabut lidi itu, bahkan setelah berulang kali mencoba.
Bujang Kurap akhirnya mencabut lidi tersebut dengan mudah dan air mulai muncul dari tanah, membanjiri desa dan mengubahnya menjadi Danau Rayo.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Parfum Lancome 2024, Parfum Berkelas yang Bikin Tampil Mewah Sepanjang Hari!
Warga selamat dengan naik rakit, sementara Bujang Kurap menghilang bersama luapan air.
Legenda ini mengajarkan pentingnya menghormati dan tidak menilai orang dari penampilan fisik, melainkan dari hati yang baik.
Semoga informasi ini bermanfaat.