Pada awalnya massa melakukan musyawarah dengan pejabat setempat. Namun berselang beberapa jam kemudian massa melakukan pemortalan Jalan Lintas Sumatera.
BACA JUGA:Grebek Tambang Batubara Ilegal Kapolres Muara Enim Terjun Langsung Amankan TKP
Sehingga mengalami keadaan macet total. Massa yang menggelar aksi penutupan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) menolak dibubarkan petugas meski sudah malam hari.
Suasana semakin panas, massa bentrok dengan aparat yang berjaga.
Situasi sudah memanas sejak Senin tanggal 23 april 2013, para demonstran memblokade Jalan Lintas Sumatera (jalinsum) dengan membakar ban-ban bekas.
Dalam waktu singkat, kemacetan total jalur yang menghubungkan Palembang dan Bengkulu tidak dapat di hindari.
BACA JUGA:Peluang Usaha Tambang, 2 Kecamatan di Musi Rawas Utara Ini Banyak Batu Bara, Daerahmu Termasuk?
BACA JUGA:PT BAS Kenalkan Dunia Pertambangan Batu Bara ke Para Pelajar, Intip Keseruannya di Sini
Upaya mediasi yang dilakukan aparat bersama demontrasi tidak berbuah hasil. Bahkan, keinginan polisi agar warga membuka sebagian jalan yang diblokir justru dibalas dengan lemparan batu.
Menjelang sore, aksi warga masih berlangsung. Mereka menyatakan baru akan membuka blokade bila Gubernur dan Mendagri datang menemui warga.
Makin lama, bukannya mereda, warga yang terlanjur beringas malah menghunus senjata rakitan jenis kecepek dan golok untuk menghadapi rencana polisi membubarkan mereka secara paksa.
Pada insiden tersebut 17 korban. 13 demontrasi mengalami luka luka, empat orang meninggal dunia.
BACA JUGA:8 Tanaman Hias Penghasil Oksigen Paling Banyak, Bikin Rumah Cantik, Udara Jadi Lebih Segar
Aksi tetap berlangsung hingga malam hari. Pukul 20.00 WIB. Sekitar pukul 21.00, Senin malam aparat kepolisian kembali meminta massa membubarkan diri. Namun, ribuan warga justru melawan. Letusan yang diduga berasal dari senjata api terdengar. Aksi sempat mereda.