Lebih lanjut diketahui untuk tahun 2025 mendatang, Pemerintah Pusat kembali menggelontorkan program Cetak Sawah Baru.
BACA JUGA:Ritual Unik Pelepasan Siswa SDN 12 Lahat, Momen Basuh Kaki Orang Tua Hingga Berurai Air Mata
Pemerintah Pusat kembali menargetkan Pemprov Sumsel mendapatkan alokasi sebesar 300.000 hektar.
“Sehingga diproyeksikan produksi 1 juta ton GKG akan segera tercapai,” tukas Agus Fatoni.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono mengakui kegiatan optimalisasi lahan rawa dan kegiatan olah tanah tahun ini memang belum optimal.
Hal ini dikarenakan kondisi alam dan curah hujan yang sangat tinggi di mana hampir seluruh sawah rawa lebak masih tergenang banjir.
BACA JUGA:Banjir Bandang Kepung OKU, Pj Gubernur Sumsel Ajak 2 Pihak ini Urunan Bangun Jembatan Putus
Untuk itu kata Bambang, Provinsi Sumsel mendapatkan kegiatan Perluasan Areal Tanam (PAT) padi melalui kegiatan Pompanisasi irigasi perpompaan.
Di mana untuk kegiatan pompanisasi di 17 Kabupaten/Kota rencananya akan direalisasikan sebanyak 3.255 unit dan irigasi perpompaan sebanyak 68 Unit.
“Kita berharap seluruh kegiatan optimalisasi lahan dan PAT akan berdampak kepada peningkatan produksi padi di Sumsel," tandas Bambang.
Sementara itu, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Naudi Nurdika dan jajaran berkomitmen bakal membantu melakukan percepatan olah tanah pasca panen.
BACA JUGA:Patroli Bersama, TNI-Polri Siap Ciptakan Suasana Kamtibmas Kondusif di Lampung Timur
BACA JUGA:Suasana Belajar Ceria, Satgas Yonif 200 Bhakti Negara Gunakan Metode Pembelajaran Unik
“Percepatan olah tanah tersebut dilaksanakan tidak lain dan tidak bukan dalam rangka percepatan penanaman padi kembali, apabila dilaksanakan secara optimal oleh petani maka akan berdampak pada peningkatan produksi padi di Sumsel,” pungkasnya.