Artikel ini ditulis oleh Aditya Warman dan Kelompok 5, MKWK Bahasa Indonesia Kelas 10 Universitas Andalas dengan judul “Kesantunan Berbahasa Sebagai Etika dalam Berkomunikasi”.
Sebagai makhluk sosial, interaksi dan komunikasi antar sesama masyarakat telah menjadi kebutuhan mendasar setiap manusia.
Interaksi dan komunikasi ini membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi agar maksud dan tujuan dapat tersampaikan dengan tepat.
Akan tetapi, terkadang maksud dan tujuan pemberi pesan tidak dapat tersampaikan dengan baik kepada penerima pesan sehingga terjadi kesalahpahaman dan pertengkaran.
BACA JUGA:Mantan Pejabat Disdik Palembang Beberkan Perilaku Kecurangan PPDB SMP, Ternyata Ada di 2 Jalur Ini
Oleh karena itu, diperlukan kesantunan berbahasa dalam berkomunikasi untuk dapat menghindari kesalahpahaman tersebut.
Kesantunan berbahasa sangat penting digunakan dalam interaksi antara manusia terlebih lagi citra Indonesia dikenal akan keramah-tamahan, berbudi luhur dan santun menjadikan kesantunan berbahasa sebagai aspek kunci dalam mempertahankan citra Indonesia.
Hal ini dikarenakan kesantunan berbahasa menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, efektif dan tidak mengancam lawan bicara.
Sehingga penggunaan kesantunan berbahasa akan membuat lawan bicara nyaman saat berkomunikasi antar satu sama lain.
BACA JUGA:Banjir di OKU, Ini 3 Nasehat Penting dari Pimpinan Ponpes Al-Madina Prabumulih
BACA JUGA:PPDB Palembang 2024 Jalur Zonasi, SD dan SMP Resmi Dibuka Hari Ini, Berikut Linknya!
Kesantunan bahasa juga tidak serta merta hanya menggunakan bahasa yang santun dalam berkomunikasi tetapi juga dapat disesuaikan dengan situasi terkini dan kebudayaan masyarakat sekitar.
Penggunaan kesantunan bahasa dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama memiliki beberapa aspek yang harus diperhatikan seperti penggunaan intonasi, pemilihan kata yang sesuai dan mudah dipahami, struktur kalimat dan bahasa tubuh juga menjadi faktor dalam kesantunan berbahasa.
Sebagai contoh apabila penggunaan intonasi dan bahasa tubuh yang berbeda dengan menggunakan kalimat yang sama akan menghasilkan presepsi yang berbeda.