"Toron akan menggantikan rasa rindu yang sangat kepada keluarga dan kampung halaman. Itu juga menjadi semangat pembangun motivasi bagi para perantau dari Madura. Sekaligus juga hal ini dijadikan momen yang hangat dan meningkatkan rasa persaudaraan dan cinta tanah kelahiran bagi masyarakat Madura," cetus dia.
Tidak hanya memiliki arti filosofis, tradisi Toron juga memiliki dampak positif terhadap perekonomian. Mudik ini tentunya akan meningkatkan industri jasa transportasi sehingga bisa meraup untung, terutama para penjual di sekitar bandara, terminal atau stasiun.
"Banyak para perantau yang kemudian menjadi perantau sukses. Sehingga ketika pulang membuat masyarakat Madura lainya termotivasi. Ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya diaspora Madura dan menyebabkan tradisi Toron terus dilestarikan," tuturnya.
Masyarakat Madura menganggap perayaan Idul Adha menjadi momentum penting untuk berkurban sebagai bentuk syukur. Tradisi merupakan wujud syukur masyarakat Madura, di antaranya dengan berkumpul bersama keluarga maupun tetangga di kampung halaman.
BACA JUGA:Setelah Shalat Idul Adha, Korem Gapo Lakukan Penyembelihan Hewan Qurban
Ini menjadi semacam keharusan bagi masyarakat Madura di perantauan, toron merupakan salah satu kewajiban moral yang harus mereka lakukan agar tidak melupakan tanah leluhur dan tanah kelahiran.
Tradisi toron akan terus dilestarikan untuk menyimpan sebuah nilai penting kekeluargaan, gotong royong, sekaligus sebagai bentuk rasa syukur dalam budaya Madura.
Yang menjadi sebuah hal penting istilah toron juga bukan hanya sekedar pulang kampung, tetapi mempunyai makna penting lainnya. Salah satunya adalah bersilaturahmi yang bertujuan untuk mempererat ikatan persaudaraan.
Orang Madura masih merasa diakui dan punya kebersamaan dalam keluarga besarnya di kampung halaman.
BACA JUGA:Dua Giat Ini Dilakukan Personel Polsek Indralaya Menjelang Perayaan Idul Adha
Sejarah tradisi Toron ini menurut Moordinati adalah Toron merupakan tradisi yang sudah dilakukan masyarakat Madura sejak lama.
Belum diketahui sumber primer yang mendukung teori soal kapan tradisi ini muncul.
Sepertinya Masyarakat Madura tidak akan pernah melupakan budaya yang sudah mendarahdaging dalam budaya mereka.