Di sana seluruh warga berkumpul dan bersalaman.
"Jadi mereka tidak saling datangi lagi karena sudah kumpul di masjid. Hanya tamu jauh yang masih sanje," kata dia.
Menurut dia, barangkali itu masalah kepraktisan saja, sebab waktu sekarang ini kadang-kadang liburan cuma pas lebaran saja. Meskipun kadang-kadang ada tambahan cuti bersama.
"Kalau berkeliling satu per satu waktunya tidak cukup. Beda dengan idulfitri yang cukup panjang waktu liburnya," kata dia.
BACA JUGA:3 Makna Dasar Kurban Idul Adha 1445 H, Ujian Keimanan dan Ketaatan
Tradisi sanje ini mirip atau bahkan sama dengan daerah lain di Sumatera Selatan. Di Palembang dan beberapa daerah lain dikenal dengan sebutan sanjo. Konsepnya sama yakni bertamu atau berkunjung ke rumah kerabat atau tetangga khusus saat lebaran.
Mengenai kapan tradisi sanje ini dimulai tidak ada catatan resmi tentang itu dan sejak kapan tradisi sanje ini mulai muncul.
Menurut Nurjanah nenek 70 tahun, warga Kampung Purwosari Kota Pagaralam, sejak ia mulai bisa mengingat sepengetahuannya tradisi ini sudah jauh ada sebelum ia lahir.
"Nenek saya dulu saja sering bercerita kalau sudah ada tradisi sanje ini sejak ia masih kecil," kata dia.
BACA JUGA:Momen Lebaran Idul Adha, Kodim 0405/Lahat Kurban 7 Sapi dan 15 Kambing, Ini Penampakannya
Beberapa waktu lalu Penggiat budaya Besemah yang kini sudah berpulang, Asmadi Lani, mengatakan tradisi sanje ini di Besemah dan daerah lain di Sumsel mempunyai kesamaan.
"Namun, belum ada penelitian secara mendalam sejak kapan tradisi ini ada di Pagaralam dan sekitarnya," ujarnya.
Ia mengakui secara pribadi belum terlalu meneliti masalah ini. Namun, ia merasa ini dapat merangsang minat generasi muda mencari tahu lebih dalam.
Bagaimanapun ceritanya, tahun ini warga benar-benar ingin memanfaatkan waktu berharga seperti sanje raye ini guna lebih mengakrabkan diri dengan kaum kerabat.
BACA JUGA:10 Bahan Untuk Menyegarkan Sup Daging Bening Spesial Idul Adha, Bahannya Mudah Ditemukan!
Zaman milenial seperti saat ini, anak-anak muda juga mulai berbeda pandangan tentang kumpul-kumpul atau segala macama tradisi lainnya. Karena itu generasi tua masih berharap tradisi yang bisa menciptakan kearifan dan kerukunan seperti masa lalu tidak dilupakan dan dibuang oleh kaum muda.