Dengan demikian, Istana Garuda akan berdiri di garda paling depan untuk mengubah citra sebuah pulau ‘kosong’ yang selama ini tidak disentuh oleh pembangunan.
BACA JUGA:Jarak Sejengkal, Tol Palembang - Jambi Tersambung Penuh di Akhir 2024, Cuma 3,5 Jam
“Semoga Istana Garuda benar-benar bisa menjadi rumah rakyat, tempat seluruh rakyat Indonesia mereguk nila-nilai keadaban dan perdamaian, serta persaudaraan dan persatuan, agar bangsa ini terus bertumbuh menjadi bangsa yang sehat, kuat, dan besar sepanjang masa,” kata Nyoman Nuarta yang dikutip dari kemenparekraf.go.id.
Nuarta berharap kehadiran Istana Garuda ini tidak hanya mengukuhkan identitas Indonesia di mata dunia, tetapi juga menjadi daya tarik pariwisata yang signifikan.
Istana Garuda bukan sekadar sebuah bangunan, tetapi juga simbol perdamaian, persaudaraan, dan persatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Proyek ini bukan hanya tentang arsitektur dan seni, tetapi juga tentang mengubah citra sebuah bangsa dan mencatatkan prestasi baru dalam pembangunan nasional.
Diharapkan, kehadiran Istana Garuda akan memberi dampak positif jangka panjang bagi Indonesia sebagai negara besar dan berdaulat.
Dengan luas site terbangun mencapai 3,5 hektar dan ketinggian empat lantai, Bangunan Kantor Presiden ini direncanakan akan ditempatkan pada posisi tertinggi di seluruh kawasan kompleks.
"Jika penggunaan ruang-ruang ini bisa dilakukan secara maksimal, maka Bangunan Kantor Presiden dengan arsitektur yang berasosiasi pada Garuda akan tumbuh menjadi ikon baru untuk seluruh kawasan," ungkap Nyoman Nuarta.
Desain yang dipilih untuk Kantor Presiden ini tidak hanya mencerminkan kekuatan dan keindahan seni rupa Indonesia, tetapi juga diharapkan mampu menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional.
BACA JUGA:Jumlah Jemaah Haji yang Wafat di Tanah Suci 1.301 Orang, Penyebabnya Panas Ekstrem
Nuarta menegaskan bahwa bangunan ini bukan hanya tempat kerja presiden, melainkan juga akan menjadi bagian integral dari daya tarik pariwisata yang semakin berkembang di sekitar IKN.