PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Palembang kembali mengukir prestasi dengan selesainya proyek flyover megah bernama Flyover Sekip Ujung, yang menghabiskan dana sebesar Rp168 miliar.
Flyover ini bukan hanya menghubungkan kawasan strategis di Kota Palembang, tetapi juga menjadi sorotan utama berkat inovasi teknologi konstruksi yang digunakannya.
Mortar Foam dipilih untuk mengatasi tantangan tanah lunak di sekitar area konstruksi, menjamin kestabilan struktur tanpa perlu proses pemadatan yang rumit.
Dengan menggunakan Mortar Foam, proses pemadatan yang rumit bisa dihindari karena busa admixture mampu meningkatkan kekuatan campuran mortar dan memberikan stabilitas struktural yang dibutuhkan untuk perkerasan jalan.
BACA JUGA:Sumatera Selatan Bakal Miliki Tol Terpanjang di Indonesia, Panjangnya 329 Km, Lampaui Trans Jawa
BACA JUGA:Penutup JTTS, Tol Senilai Rp2,76 Triliun Ini Lengkapi 24 Ruas Dengan Total 2.704 Km
Pengembangan Mortar Foam oleh Pusjatan bukan hanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas jalan dan jembatan, tetapi juga untuk mempercepat proses pembangunan infrastruktur di daerah-daerah dengan kondisi tanah yang tidak ideal.
Nah, hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan infrastruktur di berbagai wilayah Indonesia.
Proyek ini tidak hanya mengurangi kemacetan di jalur vital seperti Jalan Basuki Rahmat dan R Soekamto, tetapi juga menandai komitmen pemerintah dalam memajukan infrastruktur di Sumatera Selatan
Dengan panjang total mencapai 660 meter, flyover ini mencakup 190 meter jembatan serta oprits masing-masing 160 meter di sisi Jalan Basuki Rahmat dan 310 meter di sisi Jalan R. Sukamto.
Arif Budiono, Manager Batching Plant Cluster Sumatera Selatan 1, menjelaskan penggunaan Mortar Foam dimulai dengan mixing semen, pasir, dan air di baching plant, kemudian dicampurkan dengan foam sebelum dituangkan ke lokasi proyek.
Ini tidak hanya meningkatkan efisiensi konstruksi, tetapi juga memastikan keandalan struktural jangka panjang.
"Foam kita isi ke dalam truk mixer kemudian setelah di dapat pengembangan baru kita ukur density dan slam flow nya. Jika density dan slam flownya didapatkan sesuai dengan spesifikasi baru kita akan melaksanakan penghamparan di lokasi proyek,"sambung Arif Budiono.