Di samping itu, cincin tersebut bisa pula muncul dalam siklus reguler. Hal yang terkait dengan ekuinoks planet. suatu masa ketika siang dan malam memiliki panjang yang sama di seluruh Saturnus. Sebab Matahari berada tepat di atas khatulistiwa.
Adalah misi Voyager yang melintas pada 1980-an yang menemukan pertama kali jari-jari tersebut. Sejak itu terlihat tepat sebelum dan sesudah ekuinoks. Persis seperti bumi yang mengalami dua ekuinoks setiap tahun, dan demikian juga di Saturnus.
Akan tetapi karena orbit planet jauh di orbitnya serta tahunnya jauh lebih lama, ekuinoksnya dalam hitungan bumi hanya terjadi sekali setiap 15 tahun.
Ekuinoks baru akan muncul lagi ketika musim gugur Saturnus yaitu sekitar Mei 2025, sehingga para peneliti akan menggunakan Teleskop Hubble dalam mengamati planet dan cincinnya pada saat itu.
Kepala program OPAL dalam sebuah pernyataan menyatakan berkat program Warisan Atmosfer Planet Luar Hubble (OPAL), yang membangun arsip data di planet-planet tata surya luar, mereka akan memiliki waktu lebih lama untuk mempelajari jari-jari Saturnus musim ini daripada sebelumnya.
Hal itu tentunya menjadi kabar baik sebab kendati para peneliti tahu mereka akan melihat jari-jari sekitar waktu ini, mereka tidak tahu persis kapan mereka akan mulai muncul.