PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Museum Negeri Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menjadi pusat perhatian usai menerima hibah mushaf Alquran tulisan tangan Kyai Delamat.
Kyai Delamat yang punya nama lengkap KH Abdurrahman Delamat merupakan ulama terpandang, penyebar agama Islam di Sumsel dan ditakuti Kolonial Belanda.
Pendiri Masjid Al Mahmudiyah atau Masjid Suro di kawasan 30 Ilir, Palembang ini hidup di abad ke-19 dan wafat pada medio 1313 Hijriah atau sekitar penghujung 1895 Masehi.
Makamnya sendiri hingga hari ini masih dikunjungi peziarah berada di Desa Serekah, Kecamatan Babat Toman, Kabupaten Musi Banyuasin.
BACA JUGA:Luar Biasa! Museum Negeri Sumsel Terima Hibah Alquran Tulisan Tangan Kiyai Delamat Berusia 2 Abad
BACA JUGA:Libatkan 7 Tokoh! Museum Negeri Sumsel Segera Tulis Buku Biografi Kiai H Delamat
Terkait Alquran tulisan Kyai Delamat yang kini menjadi koleksi terbaru Museum Negeri Sumsel setelah dihibahkan secara sukarela oleh perwakilan zuriatnya, M Amin Fauzi Hady, Kamis, 27 Juni 2024.
Sejak Alquran tulisan Kyai Delamat yang diyakini berusia kurang lebih 2 abad itu berada di Museum Negeri Sumsel, tak sedikit tokoh masyarakat, pegiat sejarah dan budaya, ataupun influencer yang ingin melihatnya dari dekat.
Termasuk salah seorang guru besar UIN Raden Fatah Palembang, Prof Dr Muhammad Adil MA.
Didampingi Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel H Chandra Amprayadi SH, Prof Muhammad Adil diberi kesempatan melihat bahkan menyentuh Alquran tersebut secara langsung.
BACA JUGA:Deretan Sarjana Berprestasi di Wisuda ke-89 UIN Raden Fatah, Ada Lulusan IPK 4.00
Wakil Rektor bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Raden Fatah itu menyatakan siap meneliti lebih lanjut perihal detail mushaf Alquran.
Kendati belum bersedia mengekspose secara rinci, Prof Muhammad Adil mengemukakan dirinya akan melakukan pendekatan ilmiah setelah melihat langsung fisik Alquran tulisan Kyai Delamat tersebut.
“Masih ada yang perlu ditelaah secara mendalam, tentang tahun, dan nama yang tertera juga masih akan saya dalami lebih lanjut, belum siap untuk diekspose,” tutur Prof Muhammad Adik kepada Palembang Ekspres.