Dengan bermodal hasil bekerja sebagai kuli bangunan, dia nekat membuat gerobak dan juga membeli peralatan untuk membuka usaha.
BACA JUGA:Liburan Sekolah Jadi Seru dengan Vivo V30e, Dibekali Kamera Canggih dan Baterai Super Awet
BACA JUGA:Review Skincare Skin1004 Centella Tone Brightening, Rahasia Kulit Lebih Cerah dengan Cepat
"Awal buka usaha itu dari uang hasil kerja, untuk beli peralatan dan bahan-bahannya," imbuh Mulyanto.
Sebelum berjualan dengan menggunakan sepeda, Mulyanto menjajakan kue putunya dengan cara dipikul dan keliling dari kampung ke kampung.
"Tahun 2000 sampai 2010 masih dipikul jualannya, keliling dari kampung ke kampung yang lain," ucapnya.
Lebih lanjut Mulyanto mengaku tinggal sendiri di Kota Lubuklinggau karena anak dan istri memilih tetap tinggal di pulau Jawa karena tidak mau ikut merantau.
BACA JUGA:5 Tips dari Enzy Storia Wujudkan Impian Finansial Dengan Fitur 3 Dimensi Keuangan wondr by BNI
"Di sini sendiri, pulang setahun sekali ke Jawa, itu juga tidak lama paling satu bulan sudah kembali ke Sumatera lagi," tuturnya.
Meskipun hanya berjualan kue putu dari hasil usahanya, Mulyanto mengaku mampu menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.
"Alhamdulillah dari hasil jualan, ada anak saya yang sudah kuliah karena kita kerja untuk anak kalau bisa dapat pekerjaan yang layak nantinya," ujar dia berharap dimudahkan oleh Allah.
Setiap harinya Mulyanto mengaku memperoleh dapat meraup omset 500 ribu hingga 750 ribu rupiah dari hasil penjualannya.
BACA JUGA:Resep Istimewa Buat Keluarga Tercinta, Resep Garang Asem Ayam Praktis dan Nikmat
"Tiap hari bawa 2,5 kilogram itu kalau jadi kue putu 300 kue, Alhamdulillah sehari bisa 500 ribu kalau sedang ramai bisa 750 ribuan," jelasnya.