Menurut dokumen berjudul Kelebihan dan Kelemahan Metoda Balance Cantilever yang diakses dari id.scribd.com.
Di antara kelebihannya adalah gelagar jembatan dapat dibangun tanpa menyentuh tanah.
Jembatan dengan metode ini memungkinkan dibangun di atas sungai yang berarus deras, atau dalam kasus Jembatan Musi V yang memiliki aktivitas perairan yang ramai di bawahnya.
BACA JUGA:Progres Ruas Tol Musi Landas-Pangkalan Balai Sudah Sampai Segini, Palembang Betung Hanya 20 Menit!
Metode ini dikembangkan untuk meminimalkan acuan perancah (scaffolding) yang diperlukan untuk pelaksanaan pengecoran di situ.
Sedangkan kelemahan penggunaan metode ini, jembatan menjadi lebih berat jika dibandingkan menggunakan struktur komposit.
Sehingga, penggunaan metode ini hanya digunakan untuk daerah yang tidak rawan gempa dan menggunakan pondasi yang berkualitas tinggi.
Pengerjaan jembatan dengan metode ini tergolong lebih rumit.
Serta membutuhkan peralatan berteknologi tinggi.
Sehingga, proyek Jembatan Musi V mendapat pengawasan langsung dari Japan International Cooperation Agency (JICA) agar proyek ini sesuai standar internasional.
Keberhasilan pembangunan proyek ini akan meningkatkan konektivitas antar provinsi di Sumatera, khususnya di Sumatera Selatan dan Jambi.
Diharapkan tidak hanya meningkatkan perekonomian regional tetapi juga menunjukkan bahwa kerja keras dan kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dapat menghasilkan perubahan nyata bagi masyarakat.
Dengan terbentuknya jembatan ini, diharapkan akan terbuka kesempatan baru bagi perkembangan ekonomi, peningkatan kualitas hidup, dan kemudahan akses bagi semua lapisan masyarakat.
Sebagai penutup, pembangunan Jembatan Musi V dan Tol Kayu Agung Palembang-Betung bukan hanya pencapaian teknis, tetapi juga representasi harapan baru bagi masa depan Sumatera Selatan.