PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Sejumlah wilayah di Sumatera Selatan, termasuk Palembang mengalami hujan dengan intensitas cukup panjang.
Padahal berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, saat ini Suamtera Selatan masuk dalam musim kemarau.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, curah hujan di musim kemarau dikarenakan karena adanya fenomena atmosfer MJO atau Madden Julian Oscillation.
Fenomena MJO tersebut membuat terjadinya kumpulan awan hujan dari Samudera Hindia yang bergerak di sepanjang Khatulistiwa.
BACA JUGA:Sumsel Tuan Rumah Pornas XVII Korpri 2025, Kesiapannya Sudah Sampai Mana?
BACA JUGA:Jangan Sampai Salah Pilih! 2 Politisi Senior Sumsel Sebut Lagan Layak Pimpin Kota Palembang
Seperti diketahui, letak geografis Indonesia sendiri berada di wilayah garis khatulistiwa.
Dari pergerakan fenomena MJO yang sangat aktif bergerak melalui wilayah barat seperti Pulau Sumatera menuju wilayah timur Indonesia.
“Dari hasil analisis cuaca, satu pekan kedepan masih ada potensi peningkatan cukrah hujan meski saat ini sudah masuk musim kemarau,” jelas Dwikorita dalam press rilis yang dikutip koranpalpres.com, Rabu 10 Juli 2024.
Belum lagi adanya gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Ewuatorial yang ikut mempengaruhi curah hujan di wilayah Indonesia.
BACA JUGA:Musrenbag Polri Menjadi Momen Spesial Bagi Jajaran Polda Sumsel, Gara-gara Pencapaian Ini
BACA JUGA:Bravo! Kejati Sumsel Mengamankan DPO Kasus Korupsi PTSL Tahun 2019
Peningkatan curah hujan dari fenomena gelombang atmosfer ini akan terjadi di wilayah Sumatera, Kepulauan Maluku, Sulawesi, Kalimantan hingga Papua.
Fenomena hujan di musim kemarau ini juga diperkuat dengan suhu permukaan laut di sekitar perairan Indonesia yang hangat.
Hal ini ikut membentuk kondisi pertumbuhan awan hujan di sepanjang pesisir laut sehingga berpotensi terjadinya hujan.