Bahkan, BMKG juga memberikan peringatan dini karena berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
BACA JUGA:Kapolres OKU Timur AKBP Dwi Agung Terima Penghargaan dari Kapolri untuk Kategori Ini
BACA JUGA:Mengenal Norwegian Forest, Ras Kucing yang Pecinta Air
Tak hanya itu, curah hujan tersebut juga akan disertai dengan petir dan angin kencang 7 hari yakni pada tanggal 8 hingga 14 Juli 2024.
Daerah yang diberikan peringatan dini yakni Sumatera, sebagian di pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Maluku Utara hingga Papua.
“Di pulau Jawa akan mengalami penurunan potensi hujan mulai periode tanggal 11 Juli 2024," ujarnya.
Meski demikian, Dwikorita juga menegaskan bahwa fenomena hujan di musim kemarau ini karena letak geografis Indonesia.
BACA JUGA:Ini Prediksi Pemenang Euro 2024 Berdasarkan Ulasan Pakar Olahraga dari Negara Semifinalis
BACA JUGA:Jelang Pilkada OKI 2024, Demorat, Golkar, dan PKS Merapat ke Muchendi-Supriyanto
Mengingat, Indonesia diapit Benua Asia dan Benua Australia yang menjadi pertemuan Samudera Pasifik dengan Samduera Hindia.
"Fenomena hujan di musim kemarau ini karena adanya beberapa faktor yang cukup beragam,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, fenomena MJO ini dipastikan tidak akan berlarut namun hanya berkisar 3 hari saja.
Hal ini bisa terlihat dari beberapa daerah di Indonesia yang kini sudah tidak ada lagi curah hujan.
BACA JUGA:Pagaralam Tidak Termasuk 10 Besar Kenaikan Inflasi
BACA JUGA:Kunjungan Kerja Ke Wilayah Kodam II Sriwijaya, Ini Dilakukan Tim Dalproggar TNI AD
Adapun daerah yang dimaksud yakni Jakarta dan Banten.