Dengan populasi hampir 91.000 jiwa, lebih dari 20,68% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Hal ini menjadikannya sebagai kota termiskin di Indonesia, berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023.
Kondisi ini mencerminkan tantangan yang serius dalam upaya mengentaskan kemiskinan di daerah-daerah terpencil di Indonesia.
Meskipun berada di wilayah yang kaya akan sumber daya alam, ketimpangan ekonomi dan akses terhadap kesempatan masih menjadi masalah yang perlu diselesaikan dengan pendekatan yang berkelanjutan dan inklusif.
BACA JUGA:Bukan Mimpi! Rebahan Bisa Hasilkan Saldo DANA Gratis Rp150 Ribu Setiap Hari, Begini Caranya
2. Kota Subulussalam, Aceh
Kota Subulussalam, yang terletak di Provinsi Aceh, menunjukkan angka kemiskinan yang memprihatinkan.
Dengan populasi sekitar 103.000 jiwa, kota ini mencatat tingkat kemiskinan mencapai 16,41%, menempatkannya sebagai kota dengan peringkat kedua tertinggi dalam tingkat kemiskinan di Indonesia, berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023.
Angka ini menggambarkan tantangan serius yang dihadapi oleh penduduk Subulussalam dalam upaya mengatasi kesenjangan ekonomi dan sosial.
Meskipun terletak di daerah yang kaya akan potensi alam, akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang kerja masih menjadi perhatian utama untuk meningkatkan kualitas hidup penduduknya.
3. Kota Gunung Sitoli, Sumatera Utara
Kota Gunung Sitoli, yang terletak di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, menghadapi tantangan serius dalam masalah kemiskinan. Dengan populasi hampir 138.000 jiwa, sekitar 14,78% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.
Data ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2023, yang menunjukkan bahwa Gunung Sitoli termasuk dalam kategori kota dengan tingkat kemiskinan yang signifikan di Indonesia.
Kondisi ini menggarisbawahi perlunya perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah ini.
Upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Gunung Sitoli harus didukung dengan kebijakan yang berkelanjutan, termasuk peningkatan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, serta pembangunan infrastruktur ekonomi yang memadai.