Para peneliti menemukan bahwa makanan balita dapat mempengaruhi tingkat IQ anak meskipun kebiasaan makannya membaik seiring bertambahnya usia.
BACA JUGA:Main Yuk! Game Penghasil Saldo DANA Gratis dan Tercepat, Langsung Masuk Rekening
BACA JUGA:Tol Pertama di Jambi, Jalannya Mulus Bak Landasan Pesawat, Begini Progresnya
The Guardian mengutip para penulis yang mengatakan bahwa hal ini menunjukkan bahwa efek kognitif apa pun yang berkaitan dengan kebiasaan makan pada anak usia dini dapat bertahan hingga masa kanak-kanak berikutnya, meskipun ada perubahan dalam asupan makanan.
2. Tidak cukup membaca buku
Menurut penelitian dari Ragnar Frisch Center for Economic Research di Norwegia, IQ anak bisa menurun akibat kurang membaca buku, seperti dilansir Mother News Medical.
Nilai IQ sekitar 730.000 laki-laki Norwegia yang lahir antara tahun 1962 dan 1991 dianalisis oleh para peneliti.
BACA JUGA:Sensasi Teh Hitam Khas Pagaralam yang Kini Tembus di Pasar Dunia
BACA JUGA:Bukan Mimpi! Rebahan Bisa Hasilkan Saldo DANA Gratis Rp150 Ribu Setiap Hari, Begini Caranya
Antara tahun 1962 dan 1975, terdapat peningkatan tiga persen poin IQ untuk setiap dekade kelahiran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah usia tersebut, skornya menurun drastis.
Akademisi telah mengusulkan elemen lingkungan yang dapat mempengaruhi IQ, termasuk praktik pengajaran, penggunaan internet, dan penurunan waktu membaca secara umum.
Mengapa membaca dianggap sangat penting? Membaca merupakan salah satu contoh penalaran visuospasial karena memerlukan proses mental yang berkaitan dengan representasi fisik.
BACA JUGA:Yuk Bikin Manis dan Enak! Cobain 6 Minuman Kafe Ini Bisa Bikin Sendiri di Rumah
BACA JUGA:Hati-hati Bagi Pengendara, Selama 14 Kedepan Ada Operasi Patuh Musi 2024 di Palembang
Membaca melibatkan pemrosesan dan penalaran visual-spasial. Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa peningkatan penalaran visuospasial dikaitkan dengan nilai tes IQ yang lebih baik.