Artikel berjudul Haji 2024: Kemanusiaan dan Kemaslahatan Sebagai Prioritas ditulis oleh Rektor UIN Raden Fatah Palembang Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si
Ibadah haji merupakan salah satu momen paling sakral dalam kehidupan seorang muslim.
Setiap tahun, jutaan peziarah dari seluruh dunia berbondong-bondong ke tempat suci tersebut untuk merayakan rukun Islam yang kelima.
Namun, di balik proses spiritual yang mendalam tersebut terdapat tanggung jawab besar yang harus dipenuhi oleh pemerintah, khususnya Kementerian Agama, untuk memastikan ibadah haji dapat dilaksanakan dengan lancar dan aman.
BACA JUGA:Cair Secepat Kilat! Dapat Saldo DANA Gratis Rp170 Ribu, Mudah Tanpa Modal dan Anti Ribet!
Pada tahun 2024, Kementerian Agama RI mengambil beberapa kebijakan berdasarkan pertimbangan kemanusiaan untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Salah satu langkah terpenting adalah penetapan kuota tambahan sebesar 20.000 orang oleh pemerintah Arab Saudi. Kuota ini akan dibagi rata antara haji reguler dan haji khusus dengan perbandingan 50:50.
Keputusan ini diambil dengan menghadapi dilema besar: apakah akan memperpendek antrean reguler jamaah haji atau mempertahankan pelayanan optimal dan menjamin keselamatan jiwa jamaah.
Penyebab utamanya adalah suhu yang sangat panas dan terbatasnya daya dukung wilayah Muzdalifah.
BACA JUGA:Personel Polda Sumsel Wajib Meningkatkan Kedisiplinan, Kabid Propam Berikan Pesan Tegas
BACA JUGA:Mengintip Aroma Teh dalam Parfum Lokal, 5 Rekomendasi Terbaik untuk Menenangkan Hari Anda
Dalam situasi seperti ini, mengutamakan keselamatan warga sekitar sudah tidak bisa ditawar lagi.
Kementerian Agama mengambil pilihan bijak untuk menjamin keselamatan masyarakat, terutama mengingat potensi risiko yang dapat membahayakan kehidupan masyarakat dalam keadaan ekstrim tersebut.
Kebijakan ini mencerminkan komitmen Kementerian yang mengedepankan nilai kemanusiaan di atas segala pertimbangan lainnya.