Kunjungi Perumda Tirta Musi Palembang, Tim IFC dari World Bank Tawarkan Kerja Sama Ini

Rabu 17 Jul 2024 - 19:44 WIB
Reporter : Dian Cahyani Fitri
Editor : Dian Cahyani Fitri

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Tim IFC dari World Bank mengunjungi Perumda Tirta Musi Palembang untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Rabu, 17 Juli 2024.

Tim IFC yang hadir terdiri dari George Butler, Principal Water and Sanitation Specialist, dan Fajar Eko Antono, Advisory Officer dari Asia Pacific Infrastructure Department. 

Sementara dari pihak Perumda Tirta Musi, hadir Pj Walikota Palembang, Dr A Damenta Mag, rer, publ, CGCAE yang bertindak sebagai Kuasa Pemilik Modal (KPM), Ryan Herviansyah Utama, SE AK, M.Si, anggota Dewan Pengawas, Direktur Utama Andi Wijaya Adani, dan Direktur Teknik M. Azharuddin ST. 

Pertemuan ini juga dihadiri pula Kepala Bappeda, Ir Harrey Hadi, MS, Kepala Bagian Hukum Kota Palembang Imam Ilham SH, MH, dan beberapa perwakilan dari OPD terkait.

BACA JUGA:Komitmen Berikan Pelayanan Terbaik, Perumda Tirta Musi Raih Penghargaan Excellent Public Water Service

BACA JUGA:Pipa Bocor, Ratusan Warga Terganggu Air Bersih, Perumda Tirta Musi: Sekarang Lagi Perbaikan!

Dalam sambutannya, KPM menyatakan dukungan dan persetujuan atas program kerja sama ini, namun menekankan pentingnya kajian yang komprehensif dari sisi regulasi, institusi, dan teknik untuk memastikan kerja sama yang optimal. 

Kepala Bappeda Palembang, Ir Harrey Hadi, MS juga mendorong adanya dukungan dalam bentuk hibah (grant) bagi Perumda Tirta Musi.

Direktur Utama Perumda Tirta Musi, Andi Wijaya Adani, memaparkan kondisi, peluang, dan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan. 

Ia mengusulkan tiga topik utama untuk kerja sama antara lain.

BACA JUGA:Pasca Gangguan Listrik, Giliran Pipa Distribusi Air Bersih Bocor, Perumda Tirta Musi Sampaikan Permohonan Maaf

BACA JUGA:Segera Tampung Air! Rabu Perumda Tirta Musi Palembang Stop Distribusi Air, Ini Wilayah Yang Terdampak

Pertama, Penanggulangan masalah kehilangan air, menurut Andi, pada tahun 2023, tingkat kehilangan air mencapai 23,5% dan diperkirakan meningkat pada tahun 2024 karena penambahan jam pelayanan dan tekanan air. 

“Meskipun masih di bawah rata-rata nasional 33%, diperlukan pendekatan baru untuk mengendalikan kebocoran,” jelas Andi.

Kedua, lanjut Andi, efisiensi energi, yang mana perusahaan membayar lebih dari 6 miliar rupiah setiap bulan untuk rekening listrik, sehingga efisiensi energi akan menghemat biaya produksi.

Kategori :