LAHAT, KORANPALPRES.COM - Walaupun kasus stunting di Kabupaten Lahat berada di angka 7,81 persen atau melampaui target nasional yakni 14 persen, sehingga di nobatkan terbaik nomor 2 se Indonesia dan terendah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Hanya saja, Pemerintah Desa (Pemdes) Pagarjati, Kecamatan Kikim Selatan terus menekan hingga dinyatakan zero stunting.
"Betul sekali, bukan tanpa alasan kami sebagai pemerintah setempat, menginginkan penduduk desa terutama yang memiliki balita tidak ada yang terkena stunting," ujar Kepala Desa (Kades), Asdi, Rabu 17 Juli 2024.
Nah, sambungnya, pihaknya berkolaborasi dengan Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) kecamatan maupun desa, serta petugas Puskesmas Pagarjati untuk terus menekan hingga diangka nol.
BACA JUGA:Kado Spesial HUT BNI ke-78, RSUD Lahat Dihadiahi Satu Unit Ambulance, Ini Penampakannya
"Yang perlu dilakukan adalah tetap memonitoring tumbuh kembang balita, melalui kegiatan posyandu dilaksanakan setiap bulannya, pemberian asupan makanan bergizi tinggi, susu formula tambahan, vitamin serta mineral," imbaunya.
Melalui, masih terang dia, rembug stunting ini dapat diketahui formulasi tepat untuk membentengi kasus ini agar jangan sampai terjadi.
"Sehingga hasil dari tukar pikiran ini mampu menjadi modal sekaligus motivasi, untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat terlebih lagi, remaja putri, balita serta ibu hamil dan menyusui," tandas Asdi.
Senada, Camat Kikim Selatan, Hermansyah HB SE menuturkan, pertemuan rembug stunting ini tentu saja akan menjadi solusi terbaik, didalam menangani kasus stunting melalui kegiatan posyandu dibantu dari puskesmas.
BACA JUGA:Kemenkum HAM RI Audensi dengan Pj Bupati Lahat: Kembalikan Jati Diri Lahat Daerah Penghasil Kopi
BACA JUGA:Lahat Menuju Kesejahteraan, 8 Misi Pemkab Lahat untuk 20 Tahun Kedepan dalam RPJPD 2025-2045
"Peran serta dari Pemdes dan TP PKK sangat dibutuhkan, sebab merekalah ujung tombak disamping kader posyandu ataupun petugas puskesmas," harapnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pagarjati, Runtinah SST membenarkan, hasil dari pertemuan rembug stunting bisa menjadi salah satu upaya, sekaligus jalan keluar untuk bersama-sama menurunkan kasus yang memang momok.
"Asupan makanan bergizi, pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri, serta monitor tumbuh kembang balita di posyandu semuanya dapat dijalankan, asalkan mendapatkan dukungan penuh baik dari Pemdes maupun kecamatan," sebutnya.