"Tol Kutepat adalah langkah maju yang signifikan bagi Sumatera Utara. Namun, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang merata, perlu ada kesinambungan dalam pengembangan infrastruktur di seluruh pulau Sumatera," ujarnya.
BACA JUGA:Update Progres Jalan Tol Palembang-Betung, Proyek Infrastruktur Terbesar di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Brantas Abipraya Bidik Tahun Ini Tol Bayung Lencir - Tempino Beroperasi, Palembang-Jambi Hanya 3 Jam
Dalam rangka memastikan kesiapan Tol Kutepat sebelum diresmikan untuk umum, Hamawas akan melaksanakan Uji Laik Fungsi (ULF) pada tanggal 10 - 12 Juli 2024, sebagai tahap akhir sebelum operasional penuh.
Masyarakat diimbau untuk mematuhi aturan lalu lintas dan menjaga keamanan saat menggunakan jalan tol yang baru ini.
Diharapkan bahwa kehadiran dua ruas tol ini tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi dan pariwisata, tetapi juga memperkuat konektivitas regional yang akan berdampak positif jangka panjang bagi pembangunan Sumatra Utara.
Sebagai informasi tambahan, Proyek jalan tol di Sumbar direncanakan terbagi menjadi empat seksi, dengan seksi pertama Padang-Sicincin sepanjang 36,6 km, seksi kedua Sicincin-Bukittinggi sepanjang 58,7 km.
BACA JUGA:Perusahaan Jepang Gunakan Bor Raksasa Untuk Bikin Terowongan di Proyek Jalan Tol Padang Pekanbaru
BACA JUGA:Tol Pertama di Jambi, Jalannya Mulus Bak Landasan Pesawat, Begini Progresnya
Selanjutnya seksi ketiga Bukittinggi-Payakumbuh sepanjang 65,2 km, dan seksi keempat Payakumbuh-Pangkalan sepanjang 54,4 km.
Namun, hingga saat ini, hanya beberapa seksi yang telah selesai dibangun.
Keterlambatan dalam pembangunan jalan tol ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kemacetan lalu lintas di wilayah Padang, terutama mengingat padatnya kendaraan yang melintasi kota ini setiap harinya.
Jalan tol yang tersambung diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas yang ada saat ini.
Selain itu, hadirnya jalan tol ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat lokal, dengan memperlancar akses transportasi menuju destinasi wisata dan meningkatkan mobilitas barang.
Pemerintah daerah Sumatera Barat bersama stakeholder terkait terus berupaya untuk mengatasi berbagai kendala yang muncul dalam pembangunan jalan tol ini, termasuk masalah pembebasan lahan dan koordinasi dengan pihak terkait.