MUARA ENIM, KORANPALPRES.COM – Jika berada di Kota Muara Enim akan seperti berada di negeri kabut. Hal ini dikarenakan pekatnya debu di jalan yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan batubara.
Debu jalanan ini bukan hanya mengganggu pemandangan, tetapi juga berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Debu batubara terbentuk dari partikel-partikel halus yang dihasilkan selama proses penambangan, pengangkutan, dan pengolahan batubara.
Di Muara Enim, kegiatan penambangan yang intensif menyebabkan partikel-partikel ini tersebar ke udara, terutama di sekitar area pertambangan dan jalur transportasi batubara.
BACA JUGA:Main Seru Dapat Cuan! Coba 5 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Gratis Resmi dari Pemerintah
BACA JUGA:Gunakan 11 Kode Promo Gojek Hari Ini 19 Juli 2024, GoFood Hemat Rp15.000
Kondisi ini diperparah oleh kurangnya pengelolaan dan pengendalian debu yang memadai dari pihak perusahaan pertambangan.
Debu jalanan yang diakibatkan oleh batubara sangat memengaruhi bagi kesehatan masyarakat yang dilintasi oleh angkutan dumtruck batubara.
Debu yang dihasilkan dari partikel-partikel halus selama penambangan, mengadung zat berbahaya, seperti logam berat dan senyawa kimia yang sangat fatal bagi kesehatan.
Apalagi jika sampai terhirup dengan jangka waktu yang panjang bisa mengakibatkan penyakit pernapasan, bronkitis, asma, dan bahkan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
BACA JUGA:Combo Harian Hamster Kombat Hari Ini 19 Juli 2024, Ada 1 Juta Koin Menantimu
Bukan hanya kesehatan manusia yang terpengaruh, lingkungan pun turut merasakan dampak negatif dari debu batubara.
Partikel-partikel debu dapat mencemari air dan tanah, mengganggu kualitas air minum dan mengurangi kesuburan tanah ini.
Hal ini juga berdampak pada pertanian dan perikanan, yang merupakan mata pencaharian utama bagi sebagian besar masyarakat di Muara Enim.