Guru Besar Unpad Sentil Politik Dinasti dan Politik Aji Mumpung: Demokrasi Rasa Dinasti

Jumat 26 Jul 2024 - 08:50 WIB
Reporter : Trisno Rusli
Editor : Trisno Rusli

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Guru Besar Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. Dr. Suwandi Sumartias, M.Si menyentil fenomena Politik Dinasti dan Politik Aji Mumpung di negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi.

Pembahasan ini disampaikan Prof Suwandi pada Seminar Nasional bertajuk Menakar Politik Dinasti dan Politik Aji Mumpung di Pemilukada 2024 di FISIP UIN Raden Fatah Palembang.

Prof Suwandi menjelaskan, isu demokrasi yang dibenturkan dengan politik dinasti menjadi salah satu fenomena yang membuat pemilihan umum termasuk pemilukada menjadi sensitif.

Menurutnya, suhu politik sedang mengalami peningkatan yang sangat sensitif dan emosional.

BACA JUGA:Berjalan Tertib dan Sesuai Prosedur, Beginilah Cara Penertiban Rumah Dinas Dilakukan Kodam II Sriwijaya

BACA JUGA:Modal Scroll Dapat Saldo DANA Gratis dari Aplikasi Penghasil Uang, Yuk Coba dan Raup Rupiah Sebanyak-Banyaknya

Dalam kebenaran ilmu politik pun belum mampu menjawab atas politik dinasti dan politik aji mumpung.

“Alih-alih hukum dan etika tergerus oleh hasrat yang berlebihan. Sungguh wajah demokrasi sedang diuji dan buruk rupa lalu cermin dibelah,” ujar Prof Suwandi.

Guru Besar bidang Ilmu Komunikasi ini menilai jika demokrasi hanya wacana dan retorika semata atau sekedar jargon yang penuh dengan kebohongan publik.

“Praktik politik dinasti yang sangat massif, pastinya telah mematikan meritokrasi secara gambling dan nyata,” tegasnya.

BACA JUGA:Salah Transfer Saldo Dana ke Orang Lain, Begini Cara Mengatasinya!

BACA JUGA:Bagaimana Token Hamster Kombat Masuk Ke Wallet Kamu? Lihat Panduan Ini!

Dia menjelaskan, pendidikan politik dalam ranah dinasti politik mengalami stagnasi dan semakin menguatnya politik kekerabatan.

Politik kekerabatan atau politik dinsati akan membentuk nepotisme.

“Dan pada gilirannya demokrasi yang mengusung meritokrasi jauh dari harapan dan hanya berwujud pesta pengumpulan suara yang teramat transaksional,” sayangnya.

Kategori :