BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah yang Banyak Dicari Perusahaan Startup, Adakah Jurusanmu?
Sejak remaja Chairil dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul dengan berbagai golongan.
Achadiat K Miharja menilai sosok Chairil sebagai seniman anarkis dari Jakarta, namun memiliki pribadi periang suka tertawa.
Bicaranya keras dan selalu memperlihatkan bahasa tubuh sesuai dengan hal yang dibicarakan.
Perjalanan Chairil Anwar sebagai penyair dimulai pada tahun 1942.
BACA JUGA:Wah Ini Dia Ternyata Pengganti Contraflow Yang Ampuh Atasi Kemacetan di Palembang
BACA JUGA:Saldo DANA Gratis dari Bermain Game? 5 Game Ini Bisa Jadi Jalan Ninjamu!
Dengan sajak pertamanya berjudul “Nisan” diciptakan bulan Oktober, berikutnya “Penghidupan” diciptakan Desember.
Tahun 1943 sajak berjudul “Aku” menjadi sangat popular dan menjadi referensi di beberapa sekolah.
Sejak muda penyair Chairil Anwar sudah punya pandangan dan sikap hidup yang sangat idealis tak tergoyahkan.
Hal tersebut ditandai dengan sikap tegas menolak bergabung dan menjadi alat propaganda politik pada masa pendudukan Jepang.
BACA JUGA:Blokir Massal! DJP Sumsel Babel Blokir Rekening 169 Wajib Pajak dengan Tunggakan Rp80 Miliar
BACA JUGA:Dapat Cuan Rp55! Yuk Segera Klaim Saldo DANA, Senangnya Dapat Dana Tambahan...
Saat perang kemerdekaan, dia giat menulis sajak menyemangati para pejuang dengan pemilihan kata-kata yang lantang dan penuh semangat revolusi.
Bersama para pemuda yang berkumpul di Kawasan Menteng 31, ia beberapa kali pulang-pergi ke daerah Karawang, Bekasi, sebagai salah satu wilayah pertempuran pada awal kemerdekaan.
Pengalaman tersebut kemudian menginspirasi puisi “Krawang-Bekasi” (1948).