Beberapa kutipan larik sajaknya: “Menjaga Bung Karno, menjaga Bung Hatta, menjaga Bung Sjahrir”.
BACA JUGA:Game Penghasil Uang Langsung ke Dana, Hasilkan Untung Nyata ke Saldo Dompet Elektronik Dana Hari Ini
BACA JUGA:Instaperfect Real Skin Make Up Class Kolaborasi dengan Daniamakeup dan The Prasetya Hijab
Sajak-sajak yang diciptakan tak lepas dari dinamika sosial politik dan budaya pada zamannya.
Sebut saja salah satu puisinya “Diponegoro” (1943), menggambarkan spirit perjuangan. Meskipun meninggal di usia muda saat berusia 27 tahun, Chairil terbilang produktif.
Menurut HB Jassin sepanjang tahun 1942-1949 ia sudah menciptakan 70 sajak asli, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, dan 4 prosa terjemahan.
Ditambah kumpulan surat-surat untuk HB Jassin sebanyak 6 surat yang dibuat antara tahun 1943-1944.
BACA JUGA:Hadiri Expo KTNA Tingkat Nasional Tahun 2024, Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar Sampaikan Ini
BACA JUGA:Timnas Indonesia U-19 Diprediksi Juara Piala AFF U-19 2024, Ini Alasannya
Beberapa karya-kaya sudah dipublikasikan, antara lain Kumpulan Sajaknya: Deru Campur Debu (1949).
Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949).
Dan Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin dan Asrul Sani, 1950).
Sajak-sajaknya yang lain, sajak-sajak terjemahannya, serta sejumlah prosanya dihimpun HB Jassin dalam buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956) dan Aku Ini Binatang Jalang (1986).