LAHAT, KORANPALPRES.COM - Sosialisasi memberantas judi online tampaknya terus dikebut, hal ini guna mengantisipasi rusaknya sendi-sendi perekonomian maupun kehidupan kedepannya.
Danramil 405-09/Kota Agung, Kapten Inf Heru Winardi Amd membenarkan, akibat dari judi online ini tentu saja membuat hubungan keluarga tidak harmonis.
"Baik itu suami dengan istri, anak, orang tua termasuk tetangga. Karena permainan ini sama sekali tidak mengenal siapa kita dari kalangan mana, mau miskin ataupun kaya semuanya dapat berdampak negatif apabila sudah kecanduan," jelas dirinya, Senin 29 Juli 2024.
Tentu saja, sambungnya, hal ini membuat anak-anak maupun remaja putus sekolah, disebabkan uang yang digunakan judi online habis begitu saja.
BACA JUGA:Waspada! Juli Masuk Musim Kemarau, Pj Bupati Lahat Imbau Siaga Karhutla Besar-Besaran
"Nah, melalui sosialisasi inilah saya memberikan saran serta nasehat untuk tidak mendekati, jangan sesekali-kali mendownloadnya sebab satu kali saja kita masuk didalamnya maka akan sulit untuk keluar," ulas dirinya.
Banyak contoh, sambungnya, berada ditengah-tengah masyarakat harta benda habis saja ditaruhkan untuk judi online, pada akhirnya barulah rasa penyesalan yang datangnya belakangan.
"Sebelum terlanjur dari pengarahan inilah kita dapat mengantisipasinya, sebab judi online ini merusak moral dan akhlak, apa saja yang dilakukan demi mendapatkan uang untuk taruhnya," imbau dia.
Heru Winardi meminta, agar kiranya peran serta dari orang tua dan dewan guru di sekolah, amat sangat penting dengan memberikan bimbingan serta mendidik mereka supaya tidak terjerumus.
BACA JUGA:Heboh! Kejari Lahat Tetapkan Satu Tersangka Baru Korupsi Dana Rp 800 Juta, Ini Sosoknya
BACA JUGA:Maraknya Judi Online, Ini Langkah Tegas yang Dilakukan Anggota Babinsa Koramil 405-12 Kota Lahat
"Bukan hanya remaja pun dengan orang tua mesti menjadi catatan tersendiri, untuk tidak memberikan contoh jelek kepada buah hatinya," sebut dirinya.
Nah, masih urainya, Pemerintah Desa (Pemdes), Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Tokoh Masyarakat, Agama dan warga itu sendiri dapat memainkan perannya untuk menekan tombol power.
"Dengan kata lain, mereka inilah memiliki power yang kuat guna mencegah sejak dini, agar jangan sampai terlalu dalam pada akhirnya merugikan semuanya," harap dia.