“Namun sensasi ini hanya bersifat sementara dan tidak akan menyebabkan kematian,” ujarnya.
Ahli gastroenterologi Natasha Chhabra mengungkapkan, makanan pedas dapat berpotensi memicu refluks lambung.
Meski demikian, mekanisme pasti dari kaitan antara makanan pedas dan refluks lambung tersebut masih belum diketahui.
“Ada beberapa dugaan bahwa capsaicin dapat menyebabkan tertundanya pengosongan perut Anda, jadi secara konseptual, jika makanan berada di dalam perut lebih lama, hal itu dapat menyebabkan refluks, tapi itu tidak terbukti dengan baik,” ujar Chhabra dilansir dari HuffPost.
Setiap Orang Punya Toleransi Pedas Berbeda
Menurut Chhabra, toleransi pedas setiap orang berbeda-beda.
Sebagian orang mungkin menikmati rasa pedas itu.
Tapi sebagian yang lain merasakan panas yang luar biasa.
Sekalipun kandungan capsaicin cukup rendah.
Menurut Chhabra, toleransi tersebut bergantung pada sejumlah faktor, termasuk kecenderungan genetik, pengalaman hidup, dan paparan makanan.
Orang yang sering mengonsumsi makanan pedas sepanjang hidupnya memiliki toleransi rasa pedas yang cukup tinggi. “Seseorang mungkin pernah tinggal di rumah yang makanannya lebih hambar dan orang lain atau makan lebih banyak makanan pedas, jadi toleransinya berkembang seiring berjalannya waktu. Kadang-kadang, ini lebih merupakan masalah budaya daripada masalah fisiologis,” jelas Chhabra.
Berapa Takaran Capsaicin yang Bisa Membahayakan Tubuh?
Zat capsaicin akan memberikan efek bagi tubuh apabila dikonsumsi sekitar 0,5 mg hingga 1 mg.
Efek samping uamng ditimbulkan seperti keringat dingin, perubahan tekanan darah, atau pusing.