“Serta saling mendukung dalam pengembangan kapasitas dan knowledge sumber daya manusia,” ungkap Darmawan.
BACA JUGA:Kirab Bendera Sepanjang 79 Meter Bakal Dibentangkan, Ini Kesiapan TNI-Polri Bandar Lampung
Dulu, sistem perhitungan dan pelaporan emisi GRK PLN masih manual dan dilaporkan melalui APPLE-Gatrik milik Ditjen Gatrik.
Saat ini, PLN memiliki aplikasi PLN Climate Click yang tidak hanya untuk fungsi penghitungan dan pelaporan emisi GRK.
Serta perdagangan karbon, namun juga untuk aksi mitigasi dan aksi adaptasi perubahan iklim.
Dengan terintegrasinya sistem PLN dengan Ditjen Gatrik membuat data lebih akurat, efisien dan efektif.
BACA JUGA:LUAR BIASA! 2 Atlet Sepeda Lahat Rebut Juara di Turnamen SRGF 2024, Ini Nama-namanya
Selain itu, akan memudahkan kedua belah pihak dalam perubahan dan pengembangan fitur pada kedua aplikasi tersebut.
Ke depannya, PLN dan Ditjen Gatrik juga dapat mengembangkan fitur lainnya guna meningkatkan tata kelola perubahan iklim.
"Dengan kolaborasi ini akan meningkatkan tata kelola mitigasi perubahan iklim yang semakin komprehensif," ucap Darmawan.
Berkaitan dengan upaya memitigasi perubahan iklim, Darmawan mengutarakan, PLN bersama Pemerintah telah menerbitkan Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik (RUPTL) terhijau sepanjang sejarah yang telah diselaraskan dengan Rencana Usaha Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
BACA JUGA:Sosok Jenderal Berpangkat Tinggi Buka Rakernis Fungsi Intelkam Polda Sumsel, Siapakah Dia?
Di dalam RUPTL terbaru, penambahan pembangkit baru di Indonesia pada tahun 2040 akan berasal dari energi baru terbarukan sebesar 75% dan 25 % sisanya berbasis pada gas.