Nama Indonesia diambil Logan dari gagasan rekannya, pelancong dan pengamat sosial asal Inggris, George Samuel Windsor Earl.
BACA JUGA:Ibu Kota Negara-negara Ini Sudah Dipindahkan, Tidak Hanya Indonesia
BACA JUGA:Negara yang Tidak Pernah Merayakan Hari Kemerdekaan, Ada Tetangga Indonesia
Ia menyebutnya Indunesia dengan huruf u, alih-alih o, dikutip dari The Idea of Indonesia oleh Robert Edward Elson.
Istilah Indonesia semula muncul saat Earl hendak mencari istilah etnografis untuk cabang ras Polinesia yang menghuni Kepulauan Hindia, atau ras-ras kulit cokelat di Kepulauan Hindia.
Namun, Earl justru membuang istilah ini.
Menurutnya, kata Indunesia terlalu umum.
Ia pun menggantinya dengan istilah yang lebih khusus, yaitu Malayunesians.
Indonesia sebagai Istilah Geografis
Logan lalu memungut gagasan Earl dan mengganti Indunesia dengan Indonesia.
Menurutnya, kata Indonesia lebih cocok untuk menjadi istilah geografis, bukan istilah etnografis.
Dari kata Indonesia, menurutnya dapat diturunkan kata baru yang tepat untuk menyatakan penduduk atau orang yang menghuni kepulauan tersebut.
Logan kemudian terus memakai istilah Indonesia dalam arti geografis pada tulisan-tulisannya, tetapi tetap diiringi istilah Indian Archipelago (Kepulauan Hindia).
Ia juga membagi geografi Indonesia ke dalam empat kawasan terpisah, mulai dari Sumatera sampai Formosa (Taiwan).
Singkat cerita, nama ‘Indonesia’ kemudian baru populer di kalangan orang-orang Eropa, terutama Belanda, semenjak terbitnya buku ‘Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel’ karya Adolf Bastian, antropolog Universitas Berlin, Jerman pada 1884.