Awal Penyebutan Indonesia di Tanah Air
Sedangkan di nusantara sendiri, pribumi yang pertama kali menggunakan sebutan ‘Indonesia’, tak lain dan tak bukan adalah Suwardi Suryaningrat atau yang biasa kita kenal sebagai Ki Hadjar Dewantara.
Beliau mengenalkan penyebutan itu pada 1913 via pendirian biro pers ‘Indonesische Persbureau’, sekaligus menggantikan penyebutan ‘Indisch’.
Istilah Indonesia kemudian mulai digunakan oleh orang-orang pribumi yang terpelajar sebagai alat perjuangan melawan kolonialisme.
Mohammad Hatta menjelaskan bahwa sejak 1922, istilah Indonesia secara konsisten digunakan oleh Perhimpunan Indonesia.
Organisasi ini awalnya dibentuk pada 1908 di Belanda dengan nama Indische Vereeniging, yang awalnya berfungsi sebagai kelompok rekreasi atau klub belajar.
Barulah ketika dua tokoh nasional, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hadjar Dewantara), bergabung pada 1913, para anggota Indische Vereeniging mulai aktif membahas tentang masa depan Indonesia.
Sejak saat itu, Indische Vereeniging mulai aktif di bidang politik.
Kemudian, pada September 1922, namanya diubah menjadi Indonesische Vereeniging.
Tiga tahun kemudian, nama dalam bahasa Belanda sepenuhnya ditinggalkan dan organisasi ini, berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).
Bung Hatta yang saat itu sedang bersekolah di Belanda aktif dalam melakukan kampanye sejenis ini.
Pada berbagai kesempatan, terutama dalam forum-forum internasional yang mengumpulkan para nasionalis muda dari negara-negara yang masih terjajah.
Contohnya adalah forum Bierville, Liga Melawan Imperialisme, Liga Wanita Internasional, dan lainnya.
Menurut Hatta, kampanye semacam itu cukup berhasil karena semakin banyak yang menyebut nama Indonesia.
Pada 1924, Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club dan pada tahun berikutnya Nationaal Indonesische Padvinderij juga dibentuk.